KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten yang bergerak di bidang peralatan dan perlengkapan medis berteknologi tinggi, PT Itama Ranoraya Tbk membukukan pertumbuhan pendapatan yang signifikan di tahun 2021. Emiten berkode saham
IRRA itu mengantongi total pendapatan hingga Rp 1,32 triliun tahun lalu, naik 134% dari Rp 563,9 miliar pada tahun 2020. "Raihan pendapatan kami di sepanjang tahun 2021 di atas dari target pertumbuhan yang ditetapkan yaitu 80%-100%," ungkap Direktur Utama PT Itama Ranoraya Tbk Heru Firdausi Syarif dalam keterangan resminya, Selasa (8/2). Dilihat dari produknya, penjualan rapid test Covid berkontribusi hingga 71% terhadap total pendapatan atau setaraRp 939 miliar. Sebanyak 51% penjualan rapid test Covid diserap oleh segmen non-pemerintah yaitu korporasi dan ritel. Sisanya, diserap segmen pemerintah.
Sementara itu, penjualan produk Auto Disable Syringe (ADS) Oneject mencapai 11%, Abbott Reagent sebesar 10%, Mesin Aphresis (Blood & Cell Therapy) sebesar 3%.
Baca Juga: Itama Ranoraya (IRRA) Raih Pendapatan Rp1,3 Triliun Sepanjang 2021 Sekadar informasi, apabila dilihat dari segmennya, penjualan untuk segmen non-pemerintah tercatat Rp 663,8 miliar atau naik signfikan 247% yoy. Asal tahu saja, capain itu berkontribusi hingga 50,3% terhadap total pendapatan. Padahal pada tahun 2020, penjualan untuk segmen non-pemerintah menyumbang 34% terhadap total pendapatan. Sementara itu, penjualan untuk segmen pemerintah berkontribusi hingga Rp 655,1 miliar. Capaian tersebut bertumbuh 76% yoy. IRRA menambah 111 jaringan distribusi sub distributor, menjadi 123 sub distribustor di akhir 2021. Dus, terjadi peningkatan jumlah pelanggan yang signifikan, yakni 140% menjadi 1.137 customer. Selain ekspansi jaringan, IRRA juga menambah portofolio produknya. Di tahun lalu, produk-produk baru ditambahkan seperti imunomodulator Avimac, alat penyimpan Vaksin yang telah memiliki standar WHO milik Vestfrost perusahaan asal Swedia, Produk BD Bard milik Becton Dickinson yang merupakan balon pembuluh darah yang diperlukan untuk penyakit-penyakit yangmengalami penyumbatan darah. IRRA juga menambah produk Rapid test non-Covid seperti Rapid test untuk skrining penyakit menular lainnya seperti HIV, Sifilis, HBsag, HCV, Hepatitis, DBD, Salmonela, Malaria dan penyakit menular lainnya. Walau baru dipasarkan, penjualan Rapid Test Non-Covid sudah berkontribusi hingga 4%. Direktur Pemasaran PT Itama Ranoraya Tbk Hendry Herman menjelaskan dari beberapa produk baru, produk Rapid test non-Covid memiliki penjualan yang paling tinggi. “Penerimaan pasar terhadap produk Rapid Test Non Covid sangat baik, dengan realisasi angka penjualan lima juta unit di enam bulan pertamanya membuat kami optimis menjadi penopang laju pertumbuhan kami di segmen produk diagnostic in vitro ke depannya", jelasnya.
Baca Juga: Ada Vaksin Booster, Permintaan Jarum Suntik IRRA Bisa Naik Nantinya IRRA akan semakin fokus menggarap segmen non-pemerintah yang masih memiliki pasar besar untuk produk alat kesehatan. Di segmen ini ada korporasi termasuk rumah sakit, laboratorium, klinik swasta, dan retailer. Asal tahu saja, saat ini terdapat lebih dari 1.400 rumah sakit swasta dan lebih dari 1.200 laboratorium swasta. Di sisi lain, Indonesia juga memiliki populasi yang besar dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. "Kami optimis IRRA akan terus bertumbuh ke depan dengan terus menambah produk-produk dari prinsipal terkemuka serta ekspansi jaringan distribusi. Apalagi dengan transformasi bisnis ke depan, IRRA akan memiliki bisnis yang kuat, baik itu sebagai manufacturer maupun distribusi dan services," tutup Heru. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi