Pendapatan Kuartal Tiga PTBA Melonjak 65%



JAKARTA. Kinerja PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) seakan tidak terpengaruh oleh krisis di pasar modal yang sudah merontokkan harga sahamnya. Buktinya, kinerja kuartal ketiga 2008 perusahaan pelat merah ini tetap kinclong dan membukukan pertumbuhan signifikan.

Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, pendapatan Bukit Asam mencapai Rp 4,97 triliun. Jumlah ini meningkat tajam hingga 65% ketimbang periode sama tahun lalu, yaitu   Rp 3,01 triliun.

Sedangkan laba bersih Bukit Asam pada kuartal ketiga tahun ini mencapai Rp 1,35 triliun. Berarti, melambung 156% dari periode yang sama tahun lalu yang Rp 527,3 miliar.


Menurut Direktur Utama Bukit Asam Sukrisno, penopang lonjakan kinerja ini adalah keberhasilan PTBA meningkatkan volume penjualan dan upaya menekan biaya produksi. Sepanjang kuartal ketiga tahun ini, volume penjualan PTBA mencapai 9,45 juta ton atau meningkat 17% dibandingkan penjualan kuartal ketiga tahun lalu.

Selain itu, kenaikan harga jual batubara sejak awal tahun juga mendongkrak pendapatan  emiten pelat merah ini. Bahkan, "Kenaikan harga yang lebih berpengaruh," ujar Sukrisno, kemarin. Sehingga, meskipun volume penjualan hanya naik 17%, pendapatan perusahaan bisa meningkat hingga 65%.

Melihat pencapaian hingga kuartal ketiga tersebut, Sukrisno optimistis, target kinerja PTBA pada tahun ini bisa tercapai. Bukit Asam menargetkan pendapatan hingga akhir tahun nanti bisa mencapai maksimal Rp 7,1 triliun. Mereka juga mematok laba bersih bisa terdongkrak hingga Rp 1,8 triliun.

Menurut Sukrisno, perusahaan yang ia pimpin tidak akan kesulitan memenuhi sisa target penjualan pada kuartal keempat tahun ini. Sebab, saat ini PTBA telah mendapatkan sejumlah komitmen penjualan batubara. "Dalam waktu 2,5 bulan lagi ini hanya tinggal pengiriman saja," jelasnya.

Bukit Asam juga sedang melakukan evaluasi pendirian satu anak usaha baru di bidang perkapalan. Maklum, Bukit Asam membutuhkan sarana transportasi itu untuk mengangkut batubara ke pembangkit listrik milik PT Perusahaan Listrik Negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie