Pendapatan & Laba Turun, Begini Rekomendasi Saham Prodia Widyahusada (PRDA)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) mencatatkan penurunan kinerja keuangan, baik dari sisi pendapatan dan laba bersih sepanjang 2022. Penurunan pendapatan dan laba bersih PRDA berasal dari kasus Covid-19 yang sudah turun drastis pada tahun 2022 sehingga mempengaruhi kinerja.

"Karena penurunan jumlah kunjungan PRDA menjadi 2.8 juta kunjungan di 2022 dari sebelumnya 3.6 juta kunjungan di 2021," kata Analis Henan Putihrai Jono Syafei kepada Kontan.co.id, Kamis (16/3).

Selain itu, Jono mengatakan saham PRDA ikut terkoreksi dan berada di area support Rp 5.300-Rp 5.400. Dia menyarankan sebaiknya dengan kondisi saat ini investor untuk wait and see terlebih dahulu untuk melihat apakah ada indikasi rebound atau tidak.


Menurut Jono, prospek PRDA pada tahun 2023 masih terbilang positif dan akan terus bertumbuh dibandingkan kompetitornya. Pasalnya, kebutuhan layanan kesehatan akan terus meningkat seiring meningkatnya populasi.

Baca Juga: Pendapatan dan Laba Prodia Widyahusada (PRDA) Kompak Menyusut di Tahun 2022

"Tahun 2023 tentu akan tumbuh dari 2022 karena tahun 2022 lalu sudah terjadi normalisasi pasca pandemi, sehingga 2023 ini PRDA bisa kembali tumbuh positif," kata Jono.

Transformasi digital PRDA bisa menjaring lebih banyak pasien terutama milenial di tahun ini. Tetapi, persaingan bisnis laboratorium yang semakin banyak kompetitor, berpotensi menurunkan pangsa pasar PRDA.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis pada Rabu (15/3), pendapatan PRDA turun 17,74% menjadi Rp 2,18 triliun tahun lalu. Pendapatan Prodia di tahun 2021 masih sebesar Rp 2,65 triliun.

Pendapatan segmen laboratorium turun 19,17% secara tahunan menjadi Rp1,93 triliun pada 2022. Segmen klinik turun 64,89% menjadi Rp 8,20 miliar. Sementara segmen nonlaboratorium naik 2,07% menjadi Rp 233,72 miliar pada 2022.

Baca Juga: Prodia Widyahusada (PRDA) Bakal Tambah Dua Cabang Baru Tahun Ini

Adapun, turunnya pendapatan PRDA turut dipengaruhi oleh koreksi pendapatan dari pelanggan individu mencapai 25,41% secara tahunan menjadi Rp 668,44 miliar, referensi dokter yang turun 19,59% secara tahunan menjadi Rp 669,94 miliar, referensi pihak ketiga turun 10,83% (YoY) menjadi Rp 501,25 miliar, dan klien korporasi turun 5,16% secara (YoY) menjadi Rp 342 miliar.

Di sisi lain, walaupun terjadi penurunan pendapatan tetapi Prodia berhasil menekan beban pokok pendapatan sebesar 16,18% menjadi Rp 854,53 miliar dibandingkan dari tahun sebelumnya 2021 sebesar Rp 1,01 triliun. Laba kotor terkoreksi sebesar 18,71% menjadi Rp 1,32 triliun pada 2022 dari tahun 2021 sebesar Rp 1,63 triliun. 

Sepanjang 2022, PRDA mencatatkan penurunan laba bersih 40,36% menjadi sebesar Rp 371,64 miliar dibandingkan dengan 2021 yang mencapai Rp 623,23 miliar.

Total ekuitas PRDA mencapai Rp 2,31 triliun di tahun 2022. Adapun total liabilitas sebesar Rp 358,44 miliar. Sedangkan total aset PRDA pada 2022 sebesar Rp 2,66 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati