Pendapatan Langgeng Makmur (LMPI) tumbuh 31% di semester I-2021, ini penopangnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan emiten yang bergerak di industri peralatan rumah tangga, PT Langgeng Makmur Industri Tbk (LMPI) tumbuh 31% menjadi Rp 272,32 miliar pada paruh pertama tahun 2021. Pada periode sama tahun sebelumnya, LMPI baru mengantongi pendapatan Rp 207,68 miliar.

Pendapatan tersebut masih berasal dari penjualan alat masak aluminium, pipa PVC, fitting dan talang air, perabotan rumah tangga plastik, hingga alat masak aluminium anti lengket.

Yang menjadi pendorong kenaikan pendapatan pada semester I-2021 adalah penjualan lokal yang meningkat 32% secara year on year (yoy), dari Rp 204,8 miliar menjadi Rp 270,31 miliar. Terlebih lagi, kontribusi penjualan pasar domestik terhadap total pendapatan LMPI sudah mencapai 99%.


Sebaliknya, penjualan ke pasar ekspor merosot 30% yoy, dari Rp 2,88 miliar menjadi Rp 2,01 miliar. Akan tetapi, penjualan ke luar negeri baru menyumbang 1% terhadap total pendapatan perusahaan. 

Baca Juga: Langgeng Makmur Industri (LMPI) menderita kerugian Rp 41,33 miliar pada 2020

Sementara itu, dari segi bottom line, LMPI masih mencatatkan rugi periode berjalan sebesar Rp 11,03 miliar. Meskipun begitu, jumlah rugi tersebut sudah berkurang 42% dibanding rugi periode sama tahun 2020 yang sebesar Rp 18,88 miliar.

 
LMPI Chart by TradingView

Sebenarnya, pada paruh pertama tahun ini, LMPI mencatatkan kenaikan laba kotor hingga 82% yoy, dari Rp 17,4 miliar menjadi Rp 31,62 miliar. Sayangnya, LMPI belum dapat menekan sejumlah beban operasionalnya.

Dalam laporan keuangan per Juni 2021, beban penjualan LMPI terlihat meningkat 36% yoy menjadi Rp 10,1 miliar. Kemudian, beban umum dan administrasi naik 12% yoy menjadi Rp 23,91 miliar dan beban administrasi bank bertambah 27% menjadi Rp 289,06 juta.

Adapun aset LMPI pada enam bulan pertama tahun ini naik 1% menjadi Rp 704,61 miliar dari posisi akhir Desember 2020 yang sebesar Rp 698,25 miliar. 

Hal ini sejalan dengan liabilitas yang bertambah 4% year to date (ytd) menjadi Rp 469,15 miliar dan ekuitas yang turun 4% ytd menjadi Rp 235,46 miliar. 

Selanjutnya: Dugaan kartel garam masuk tahap pemeriksaan lanjutan, KPPU siapkan bukti

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi