KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Puradelta Lestari Tbk (
DMAS) sepanjang tahun 2017 mengalami perlambatan. Pengembang Kota Deltamas ini mencatat penurunan penjualan yang berimbas pada laba bersihnya. Berdasarkan laporan keuangan 2017, DMAS hanya mampu membukukan pendapatan Rp 1,07 triliun atau melorot 16% dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 1,59 triliun. Sementara laba bersihnya turun 13,2% menjadi Rp 657 miliar dari Rp 757 miliar tahun 2016. Tahun lalu, pendapatan Puradelta masih didominasi oleh penjualan lahan industri dengan kontribusi 80,1%.
Direktur Independen PT Puradelta Lestari Tbk Tondy Suwanto menyatakan, penjualan di tahun 2017 lalu datang dari pelanggan industri dari sektor yang bervariasi. “Di tahun 2017 ini, kami membukukan penjualan lahan industri dari perusahaan-perusahan ternama berbagai macam sektor, seperti sektor terkait otomotif, farmasi, dan sanitasi. Ini menegaskan kawasan inudstri GIIC sebagai kawasan industri terdepan dan terandal di Indonesia yang menjadi pilihan utama bagi perusahaan-perusahaan besar." klaim Tondy dalam keterangan resmi yang dikutip Minggu (25/3). Tondy bilang, pihaknya berhasil meningkatkan diversifikasi segmen usaha tahun lalu. Jika tahun 2016, industri menyumbang kontribusi pendapatan 96,8% makan tahun 2017 konstribusi sudah turun menjadi 80,1%. Sedangkan pendapatan segmen hunian dan komersial masing-masing mencapai Rp 122 miliar dan Rp 110 miliar. Di samping itu, pendapatan lain dari segmen hotel dan segmen sewa masing-masing mencapai Rp 30 miliar dan Rp 3 miliar. “Ke depannya, memang segmen industri masih menjadi tulang punggung usaha Perseroan, namun kami akan terus melakukan diversifikasi usaha, terutama pengembangan segmen hunian dan komersial sesuai dengan misi Perseroan untuk mengembangkan sebuah kawasan terpadu modern”, tambahnya Tahun lalu, perusahaan sudah menjalin kerjasama dengan PT Panahome Gobel Indonesia mendirikan ventura bersama PT Panahome Deltamas Indonesia untuk memperkuat segmen hunian di Kota Deltamas.
Dari sisi fundamental, aset DMAS per 31 Desember 2017 tercatat Rp 7,47 triliun, lebih rendah dibandingkan aset pada periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp 7,8 triliun. Penurunan jumlah aset terutama disebabkan menurunnya kas dan setara kas dari Rp 1,21 triliun tahun 2016 menjadi Rp 785 miliar. Di tahun 2017 sendiri, perseroan dua kali membagikan dividen tunai, masing-masing sebesar Rp 723 miliar di bulan Juni 2017 dan Rp 313 miliar di bulan Desember 2017. Adapun, liabilitas dan ekuitas perseroan masing-masing tercatat sebesar Rp 465 miliar dan Rp 7 triliun. Perseroan tidak memiliki utang. Tondy mengatakan, dengan posisi kas bersih yang sangat sehat maka pihaknya akan terus berupaya untuk melakukan pengembangan Kota Deltamas untuk mewujudkan Kota Deltamas sebagai kawasan terpadu modern di timur Jakarta dengan memadukan kawasan industri, hunian, dan komersial. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia