KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang sembilan bulan pertama 2021, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (
TLKM) membukukan kenaikan pendapatan 6,11%
year on year (yoy) menjadi Rp 106,04 triliun dari Rp 99,94 triliun. Sejalan dengan itu, laba bersih Telkom meningkat 13,15% yoy, dari Rp 16,68 triliun menjadi Rp 18,87 triliun. Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, pencapaian ini merupakan
output dari komitmen dan konsistensi langkah transformasi Telkom untuk menjadi perusahaan telekomunikasi digital. Layanan
fixed broadband IndiHome menjadi motor pertumbuhan kinerja perusahaan disusul dengan digital bisnis Telkomsel yang kian menguat dari waktu ke waktu. Pada segmen Mobile, Telkomsel berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 65,12 triliun per kuartal ketiga 2021 dengan pertumbuhan laba bersih 7,8% yoy. Perolehan tersebut berkontribusi 61,41% terhadap total pendapatan Telkom.
Pendapatan Telkomsel banyak disumbang oleh bisnis digital Telkomsel yang pendapatannya mencapai Rp 50,5 triliun atau tumbuh 6,0% yoy. Kontribusinya terhadap total pendapatan pun meningkat dari 73,2% per kuartal ketiga 2020 menjadi 77,5% per kuartal ketiga 2021.
Baca Juga: Telkom (TLKM) bakal mengonsolidasikan bisnis data center jadi satu entitas Pencapaian ini didukung oleh basis pelanggan Telkomsel yang tumbuh 2% yoy menjadi 173,5 juta pelanggan. Dari jumlah tersebut, pelanggan yang menggunakan mobile data mencapai 120,9 juta pelanggan atau tumbuh 3,0% yoy. Sejalan dengan itu, lalu lintas data Telkomsel meningkat 50,4% yoy menjadi 9.812 Petabyte. Total konsumsi data per pelanggan data juga tumbuh 38,6% yoy menjadi 10.059 Megabyte. Menurut Ririek, pertumbuhan kinerja Telkomsel seiring dengan pembangunan infrastruktur yang secara agresif terus dilakukan agar layanan digital Telkomsel berjalan optimal. Pada September 2021, Telkomsel membangun 132.293 Base Tranceiver Station (BTS) berbasis 4G. Dengan begitu, total BTS yang dimiliki hingga akhir kuartal ketiga 2021 mencapai 245.710 unit atau tumbuh 7,6% yoy. Dari keseluruhan BTS yang ada, sebanyak 79,5% di antaranya merupakan BTS 3G/4G yang tercatat tumbuh 9,7% dibanding kuartal ketiga 2020.
Baca Juga: Saham-saham ini banyak dijual asing saat IHSG turun, ada BBRI, ADRO dan TLKM Pada segmen Consumer, pendapatan IndiHome meningkat 21,9% yoy menjadi Rp 19,6 triliun. Alhasil, EBITDA margin IndiHome juga naik menjadi 50,0% pada akhir kuartal III-2021. Ririek menjelaskan, hal ini didorong penambahan 450 ribu pelanggan baru (tumbuh 9,2% yoy) sehingga total pelanggan IndiHome pada akhir September 2021 mencapai 8,47 juta. ARPU IndiHome juga naik dari Rp 270 ribu pada kuartal II-2021 menjadi Rp 274 ribu pada kuartal III-2021. "Peningkatan ARPU dipengaruhi oleh pendapatan dari add-ons yang tumbuh cukup besar terhadap pendapatan IndiHome," ungkap Ririek dalam siaran pers, Rabu (24/11).
Baca Juga: Adu Valuasi dan Rekomendasi Saham TLKM, FREN, EXCL dan ISAT, Siapa Lebih Menarik? Ririek menyebut, untuk meningkatkan kualitas dan pengalaman digital terbaik bagi pelanggan, IndiHome secara berkelanjutan melakukan pengayaan konten melalui kerja sama strategis dengan penyedia konten ( content provider) global. Sebut saja Viu, layanan
video streaming beragam tayangan Asia dan Neptune TV, kanal dokumenter kehidupan laut yang bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Di samping itu, Telkom juga mencatat kinerja yang kian membaik pada segmen Enterprise serta Wholesale dan International Business (WIB). Pendapatan segmen Enterprise tumbuh 20,5% yoy menjadi Rp 13,8 triliun dan segmen WIB naik 2,6% yoy menjadi Rp 10,5 triliun.
Dalam segmen Enterprise, layanan IT dan solusi konektivitas untuk korporasi masih menjadi kontributor terbesar. Sementara itu, kenaikan pendapatan segmen WIB didorong pertumbuhan bisnis menara telekomunikasi, data center, dan A2P services. Sepanjang sembilan bulan pertama 2021, Telkom telah menyerap belanja modal sebesar Rp 18,6 triliun atau 17,5% dari total pendapatan. Belanja modal digunakan untuk memperkuat infrastruktur jaringan dan pendukung untuk meningkatkan kapasitas, baik pada
fixed line maupun
mobile business.
Baca Juga: Strategi Switching Portofolio Ala GIC, Cabut dari MTLA, Borong Saham Mitratel (MTEL) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati