Pendapatan Naik Tapi Laba Turun, Begini Prospek Japfa Comfeed (JPFA)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) mencatatkan pendapatan Rp 48,97 triliun sepanjang 2022. Pendapatan Japfa naik 9% dari 2021 yang mencapai Rp 44,87 triliun.

Tapi, laba bersih Japfa turun hampir 30% menjadi Rp 1,41 triliun di tahun lalu. Padahal, Japfa Comfeed masih meraup laba Rp 2,02 triliun pada 2021. 

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto melihat, pendapatan JPFA tahun lalu merupakan angka yang tertinggi dibanding beberapa tahun terakhir. Tetapi, fluktuasi harga bahan baku telah membuat biaya produksi meningkat dan menekan profit margin. 


"Terlihat dari pos biaya bahan baku yang melonjak 12% mencapai Rp 41,3 triliun, lebih kencang daripada kenaikan pendapatan. Hal ini menjadi faktor utama penurunan laba JPFA sepanjang 2022 lalu," kata Pandhu kepada Kontan.co.id, Kamis (2/3).

Baca Juga: Penjualan Naik 9%, Laba Bersih Japfa Comfeed (JPFA) Justru Turun Hampir 30% di 2022

Menurut Pandhu kinerja kuartal keempat JPFA ini cukup mengecewakan, lebih rendah dari ekspektasi, bahkan merugi jika dibandingkan dengan tiga kuartal sebelumnya.

"EPS kuartalan terus merosot sejak kuartal kedua tahun lalu, hal ini juga membuat harga saham tertekan sehingga bergerak dalam tren menurun sejak mencapai harga tertinggi di bulan April tahun lalu ketika EPS kuartalan masih meningkat," ujar dia.

Pandhu mengatakan JPFA merupakan emiten yang agak sulit untuk diproyeksikan kinerja selanjutnya. Laba JPFA naik turun mengikuti pergerakan harga jual dan harga bahan baku. 

Namun, dia melihat dari sisi pendapatan JPFA masih memiliki kecenderungan positif dan diperkirakan dapat berlanjut dan tumbuh pada tahun 2023. Pandhu mengatakan, ada katalis positif dalam waktu dekat untuk JPFA yaitu momentum jelang lebaran saat biasanya harga ayam relatif lebih tinggi karena permintaan yang meningkat.

Baca Juga: Gelar Private Placement, Japfa Comfeed (JPFA) Siap Melepas 1,17 Miliar Saham

Selain itu, Japfa tengah berencana buyback saham dengan anggaran Rp 350 miliar. Rencana pembelian kembali saham Japfa memberikan kesan bahwa harga saham JPFA di pasar sudah relatif murah.Selain itu Japfa juga berencana melaksanakan private placement untuk memperbaiki struktur permodalan sehingga diharapkan dapat mengurangi beban utang di masa mendatang. 

"Kami melihat langkah yang dilakukan manajemen ini cukup konservatif dalam menghadapi potensi perlambatan ekonomi. Fokus Japfa adalah mengurangi risiko untuk tahun ini, karena akan berat untuk mendongkrak kinerja secara signifikan," ujar Pandhu.

Pandhu merekomendasi wait and see untuk saham JPFA, menunggu ada perbaikan kinerja atau minimal ada tanda-tanda penguatan dari tren harga sahamnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati