KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 19,30 triliun sepanjang tahun lalu. Pendapatan TINS melonjak 75,13% dari pendapatan Rp 11,02 triliun pada tahun 2018. Tapi, beban operasional emiten bersandi emiten pelat merah ini juga tercatat cukup tinggi. Alhasil, TINS harus menanggung rugi tahun berjalan yang diatribusikan pada entitas induk Rp 611,28 miliar. Padahal, TINS masih mengantongi laba bersih Rp 132,29 miliar pada tahun 2018. Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menilai, prospek Timah ke depannya masih tergantung pada kenaikan harga komoditas. Perusahaan BUMN ini akan diuntungkan oleh pengolahan mineral logam tanah jarang atau rare earth di Kepulauan Bangka Belitung. “Efek dari penambangan rare earth bisa menjadi katalis positif untuk TINS,” kata Chris kepada Kontan.co.id, Rabu (15/4).
Pendapatan naik tapi rugi, ini rekomendasi saham PT Timah (TINS)
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 19,30 triliun sepanjang tahun lalu. Pendapatan TINS melonjak 75,13% dari pendapatan Rp 11,02 triliun pada tahun 2018. Tapi, beban operasional emiten bersandi emiten pelat merah ini juga tercatat cukup tinggi. Alhasil, TINS harus menanggung rugi tahun berjalan yang diatribusikan pada entitas induk Rp 611,28 miliar. Padahal, TINS masih mengantongi laba bersih Rp 132,29 miliar pada tahun 2018. Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menilai, prospek Timah ke depannya masih tergantung pada kenaikan harga komoditas. Perusahaan BUMN ini akan diuntungkan oleh pengolahan mineral logam tanah jarang atau rare earth di Kepulauan Bangka Belitung. “Efek dari penambangan rare earth bisa menjadi katalis positif untuk TINS,” kata Chris kepada Kontan.co.id, Rabu (15/4).