KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kelesuan industri semen domestik, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (
INTP) mampu mencatat kinerja yang apik. Laba bersih INTP melesat 90,35% menjadi Rp 1,17 triliun pada kuartal III-2019. Padahal, INTP hanya berhasil meraup laba bersih sebesar Rp 617,7 miliar pada kuartal III 2018. Laba per saham INTP juga naik menjadi Rp 319 per saham dari sebelumnya Rp 167,79 per saham pada kuartal III 2018.
Meski demikian, pendapatan INTP hanya naik tipis 5,33% menjadi Rp 11,34 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 10,77 triliun. Penjualan semen tetap menjadi kontributor utama yakni Rp 10,53 triliun atau 92,8% % dari total pendapatan INTP. Disusul oleh penjualan beton siap pakai sebesar Rp 1,2 triliun, dan pendapatan dari tambang agregat sebesar Rp 64,63 miliar.
Baca Juga: Ini sejumlah emiten yang kinerjanya diproyeksi membaik di kuartal III dan IV 2019 INTP juga berhasil menekan beban pokok pendapatan. Tercatat, beban pokok pendapatan INTP per 30 September 2019 sebesar Rp 7,6 triliun atau turun tipis 2,8% dari periode sebelumnya yakni Rp 7,8 triliun. Sementara itu, beban-beban lain terpantau mengalami kenaikan. Beban penjualan tercatat naik 5,3% menjadi Rp 1,96 triliun, beban umum dan administrasi juga naik 2% menjadi Rp 523,68 miliar. Sehingga, sepanjang kuartal III 2019 beban usaha INTP secara total naik 4,6% menjadi Rp 2,49 triliun. Per 30 September 2019, jumlah asset INTP mencapai Rp 26,37 triliun yang terdiri atas liabilitas sebesar Rp 4 triliun dan ekuitas senilai Rp 22,37 triliun.
Berdasarkan catatan Kontan.co.id, penjualan semen INTP pada September 2019 mencapai 1,69 juta ton atau naik 6,2% dibandingkan penjualan Agustus 2019 sebesar 1,6 juta ton.
Baca Juga: Penjualan Indocement (INTP) sepanjang September 2019 naik 6,2% dibanding Agustus Jika diakumulasikan sejak Januari 2019, maka INTP telah menjual 12,8 juta ton semen atau turun 1,9% dibandingkan realisasi penjualan periode tahun lalu. Untuk diketahui, hingga akhir 2109 INTP menargetkan dapat menjual semen sebanyak 18,1 juta ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi