Pendapatan non bunga BNI turun hingga Mei 2020, ini penyebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak menekan pendapatan bunga perbankan tetapi juga pendapatan non bunga. Salah satunya dialami oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

Direktur Keuangan BNI Sigit Prastowo mengatakan, pendapatan non bunga BNI hingga Mei 2020 mengalami penurunan karena pendapatan yang bersumber dari recovery atau pemulihan atas kredit yang hapus buku mengalami penurunan.  

Sementara itu, pendapatan berbasis fee dan komisi (FBI) di luar recovery masih tumbuh sebesar 5% menjadi Rp 4,6 triliun dari Rp 4,4 triliun pada periode Mei 2019. 


Baca Juga: BNI targetkan ada 2 juta rekening tabungan baru di tahun ini

"Pandemi Covid-19 yang mempengaruhi bisnis baik domestik maupun global berdampak juga pada pencapaian FBI BNI. Beberapa FBI yang terdampak antara lain FBI card business karena transaksi kartu kredit tertekan dan FBI transaksi trade finance belum tumbuh karena transaksi perdagangan internasional terhenti," kata Sigit pada Kontan.co.id, Kamis (30/7). 

Namun, FBI dari beberapa sumber juga masih mengalami pertumbuhan yang baik seperti account maintenance, fee dari kartu debit, ATM, serta FBI dari aktivitas treasury seperti FBI transaksi marketable securities dan gain atas transaksi derivatif. Sumber-sumber inilah yang mendukung pertumbuhan FBI perusahaan hingga Mei.

Seiring dengan pemulihan ekonomi, BNI memproyeksikan pendapatan non bunga yakni  fee based income dan recovery kredit hapus buku dapat tumbuh moderat yakni single digit hingga akhir tahun. 

BNI telah melakukan beberapa strategi untuk mencapai proyeksi ini antara lain dengan peningkatan transaksi digital baik dengan optimalisasi e-banking maupun transaksi merchant. "Ke depan sejalan dengan proyeksi ekonomi yang mulai membaik, diharapkan pertumbuhan FBI makin membaik," pungkas Sigit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari