KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) mencatatkan pendapatan Rp 1,32 triliun di sepanjang 2023. Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan 2022 yang senilai Rp 1,08 triliun. Adapun laba bersih yang dibukukan senilai Rp 836 miliar.
Adapun efisiensi kinerja di sepanjang tahun lalu juga ditunjukkan PT PII dengan marjin laba bersih yang mencapai 63% dan rasio Beban Operasional terhadap Beban Operasional (BOPO) sebesar 37%. Selaras dengan kinerja keuangan, kinerja operasional PT PII terus bertumbuh. Hingga 31 Desember 2023, PT PII telah melakukan penjaminan atas 50 proyek dengan total nilai investasi sebesar Rp 497 triliun dan total nilai penjaminan sebesar Rp 91 triliun.
Dari total tersebut, penjaminan infrastruktur tercatat sebanyak 41 proyek dengan nilai investasi proyek mencapai Rp 432 triliun dengan nilai penjaminan proyek mencapai Rp 83 triliun.
Baca Juga: Pembiayaan Kreatif Infrastruktur, Dukungan Fiskal, dan Peran PT PII Direktur Utama PT PII, M. Wahid Sutopo menyampaikan telah menetapkan arah strategis tahun 2023 sesuai dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) yaitu memperluas kebermanfaatan dalam berbagai sektor maupun dalam tahapan proyek infrastruktur.
Sesuai arah strategis tersebut, di sepanjang tahun lalu PT PII berfokus pada penguatan keberlangsungan pipeline dalam mandat eksisting serta perluasan sektor penjaminan KPBU terutama terkait sektor yang mendukung upaya transisi energi dan menghadapi tantangan perubahan iklim (climate change).
Selain itu, fokus PT PII juga diarahkan kepada penjaminan small scale Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) yang menjadi proyek percontohan guna mengembangkan pembangunan infrastruktur yang potensial di setiap daerah.
“Tren kinerja masih on the track dengan RJPP hingga tahun 2027, dan akan kami evaluasi dari waktu ke waktu, dan kami bersyukur aspek kinerja dan tata kelola dapat dilaksanakan dengan baik di tengah kondisi volatilitas makro dan penugasan yang semakin menantang,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (23/5/2024).
Penugasan baru yang diterima oleh PT PII antara lain meliputi penjaminan atas program penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP), percepatan penyelenggaraan prasarana dan sarana Kereta Cepat Jakarta Bandung (KJCB), dan Indonesia Sustainable Least-Cost Electrification (ISLE). Di 2023 PT PII juga telah melaksanakan berbagai inisiatif strategis untuk mendukung pencapaian target kinerja yang meliputi inisiatif terkait penjaminan, penyiapan dan pendampingan proyek, serta enabler dan manajemen risiko.
Baca Juga: LPS Ungkap Penyebab Ekonomi RI Sulit Tumbuh 6% Dalam 10 Tahun Terakhir Salah satu inisiatif yang dilakukan ialah memperluas jangkauan penjaminan di luar infrastruktur salah satunya adalah ekonomi hijau melalui pelaksanaan framework Environment, Social and Governance (ESG) seperti transisi energi dan urban facility dalam bentuk konservasi energi.
Salah satu proyek yang diberikan penjaminan adalah APJ (Alat Penerang Jalan) di Lombok Barat yang menjadi proyek percontohan sistem pencahayaan hemat energi pada APJ. Melalui penggunaan teknologi lampu hemat energi (LED) yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).
Di sisi lain, terdapat lima sektor baru yang diusahakan PT PII di tahun 2023 meliputi Sumber Daya Alam (SDA) dan irigasi, kesehatan, transportasi (bandara, pelabuhan, dan terminal), sampah dan B3, serta perumahan. Pengembangan sektor baru dan sektor sosial juga akan terus dilanjutkan oleh PT PII. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari