Pendapatan Pertamina kuartal I-2017 naik 19%



JAKARTA. PT Pertamina (Persero) membukukan pertumbuhan kinerja pada kuartal I 2017. Direktur Utama Pertamina, Elia Massa Manik mengatakan, pendapatan triwulan pertama tahun ini mencapai US$ 10,15 miliar, naik 19% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sejumlah US$ 8,55 miliar.

Kenaikan tersebut banyak ditopang dari tingginya harga minyak Indonesia alias Indonesia crude price (ICP) sepanjang kuartal I 2017. Pertamina mencatat sepanjang kuartal I 2017, harga ICP rata-rata mencapai US$ 51,03 per barel. Sedangkan, periode yang sama tahun lalu hanya US$ 30,2 per barel.

Ini menunjukan adanya kenaikan harga ICP hingga mencapai sekitar 69% pada kuartal pertama 2017 dibandingkan kuartal pertama 2016.


Meski demikian, penghasilan bersih (net income) yang diperoleh Pertamina hingga 31 Maret 2017 justru turun. Massa bilang, net income Pertamina hingga kuartal I 2017 hanya US$ 760 juta atau turun 25% year on year (yoy).

Massa menyebut, penurunan pendapatan bersih karena harga ICP yang naik-turun sepanjang kuartal I 2017. "Memang terlihat bahwa dengan naik turunnya, tingkat keuntungan kami menurun dari US$ 1 miliar jadi US$ 0,76 miliar atau turun 25%. Ebitda turun 13% dari US$ 2,18 miliar ke US$ 1,89 miliar," papar Massa dalam konferensi pers, Rabu (24/5).

Direktur Keuangan Pertamina, Arief Budiman tidak secara gamblang menjelaskan penurnan EBITDA Pertamina di kuartal I 2017. Dia hanya menyebut, faktor fundamental masih relatif baik.

Arief mengatakan, dengan fundamental yang baik dan naiknya harga minyak, sektor hulu migas Pertamina justru bisa menyumbangkan kontribusi terhadap EBITDA sebesar 50%.

Biarpun begitu, sektor hulu belum bisa berkontribusi banyak terhadap pendapatan Pertamina sepanjang kuartal I 2017. Sektor hilir Pertamina (pemasaran dan pengolahan) masih menopang pendapatan Pertamina sepanjang kuartal I 2017 hingga mencapai 87% dan sisanya berasal dari bisnis Pertamina lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini