KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja premi di asuransi jiwa sepanjang tahun ini, masih menunjukkan tren yang menurun. Penurunan tersebut rupanya masih disumbang oleh produk asuransi yang dikaitkan oleh investasi (PAYDI) atau yang dikenal dengan
unitlink. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan akumulasi premi asuransi jiwa turun sebesar 8,08% secara tahunan (
year on year/YoY) pada Mei 2023, menjadi Rp 71,90 triliun, dibandingkan Mei 2022 yang sebesar Rp 78,23 triliun. “Ini didorong oleh turunnya premi di lini usaha PAYDI,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Ogi Prastomiyono.
Lantas bagaimana kondisi premi asuransi ini dari para pemain?
Baca Juga: MAGI Resmi Berganti Nama Menjadi AXA Insurance Indonesia PT BNI Life Insurance atau BNI Life mencatat bahwa tren premi asuransi jiwa hingga semester I 2023 ini meningkat, yang didominasi oleh penjualan produk tradisional. “Kontribusinya (premi asuransi jiwa) meningkat menjadi 77% sebesar Rp 1,84 triliun, dibanding kontribusi periode yang sama tahun lalu 70% sebesar Rp 1,76 triliun,” ujar Direktur Keuangan BNI Life Eben Eser Nainggolan kepada Kontan.co.id, Rabu (5/7). Namun Eben mengungkapkan, total pendapatan premi BNI Life hingga semester I tahun ini terkoreksi 4% YoY menjadi Rp 2,4 triliun dibandingkan semester I tahun 2022. Kata dia, penurunan tersebut disumbang dari menurunnya premi produk PAYDI. “Iya penurunan premi PAYDI merupakan penyebab terjadinya penurunan total pendapatan premi, premi PAYDI mengalami penurunan 24% YoY atau sebesar Rp 181 miliar,” ungkapnya. Eben menyatakan bahwa pihaknya optimis pada semester II tahun ini pendapatan premi bisa merangkak naik, dengan mengusung beberapa langkah strategis yang akan dilancarkan. “Kami memproyeksikan total pendapatan premi sampai dengan akhir tahun 2023 sebesar Rp 5,9 triliun. Untuk mendongkrak nilai premi tersebut dengan meningkatkan sinergi dengan bank BNI dan pelaksanaan program-program marketing,” katanya. Sementara itu, PT BRI Life berhasil membukukan total premi baru ekuivalen yang disetahunkan (
Annualized Premium Equivalent/APE) sebesar Rp 1,46 triliun, tumbuh sekitar 20% YoY. Sebagai informasi, APE merupakan alat ukur pertumbuhan premi yang umumnya digunakan dalam industri asuransi jiwa. “Sejak 2022, kami mendorong pertumbuhan premi dari produk-produk proteksi, dan sampai Mei 2023 total APE dari portofolio PAYDI hanya sekitar 10% dari sebelumnya sekitar 40% di tahun 2022,” terang Direktur Utama BRI Life Iwan Pasila kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Zurich Catat Permintaan Asuransi Perjalanan Domestik Melonjak 587% pada 2022 Iwan menjelaskan, pihaknya terus mendorong pertumbuhan portofolio produk-produk proteksi sesuai dengan kebutuhan perlindungan asuransi jiwa bagi setiap segmen nasabah di BRI. “Produk PAYDI kami pasarkan terbatas pada segmen tertentu yg memahami karakteristik investasi di pasar modal,” jelasnya. Sementara itu, PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) mencatatkan perolehan premi hingga kuartal I 2023 (
unaudited) hampir Rp 1 triliun.
“Untuk kontribusi produk PAYDI atau
unitlink yakni sebesar 44% dari keseluruhan total premi Generali pada periode kuartal I 2023,” sebut
Chief Marketing Officer Generali Indonesia, Vivin Arbianti Gautama kepada Kontan.co.id. Vivin menambahkan, Indonesia memiliki pangsa pasar yang luas dan punya kebutuhan proteksi yang berbeda satu sama lainnya. Melihat potensi ini, kata dia, perseroan optimis bisa mendongkrak kinerja di tahun ini. “Kami percaya masih banyak segmen masyarakat yang membutuhkan proteksi unit link yang dibarengi dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya proteksi untuk perlindungan jiwa,” pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi