KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak pandemi Covid-19 tampaknya masih terus mempengaruhi distribusi produk asuransi jiwa pada kanal keagenan. Hal tersebut tampak dari pendapatan premi dari kanal tersebut yang konsisten terus menurun. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat pendapatan premi dari kanal keagenan pada kuartal III-2021 mengalami kontraksi 10,1% secara tahunan (yoy) dengan nilai mencapai Rp 43,51 triliun. Capaian tersebut berkontribusi 29,1% dari total pendapatan premi yang ada. Sementara itu, kontraksi tersebut jauh lebih dalam dari kuartal sebelumnya yang hanya turun 4,9% yoy. Namun, persentase kontribusi kanal keagenan tak berubah.
Kepala Departemen Komunikasi AAJI Nini Sumohandoyo menjelaskan, turunnya pendapatan premi dari kanal keagenan murni dikarenakan pandemi covid-19 yang membatasi mobilitas tenaga pemasar untuk menjual produk. Ia optimistis kondisi ini akan membaik di tahun depan sejalan dengan bisnis yang diprediksi akan mulai kembali normal. Terlebih, ia juga menyoroti saat ini industri asuransi jiwa juga diperboleh menjual produk secara virtual. Sehingga, hal tersebut bisa menumbuhkan kanal keagenan seiring dengan penetrasi asuransi yang masih tergolong rendah.
Baca Juga: Cigna Indonesia distribusikan 13 tangan palsu ke masyarakat disabilitas “Ini semuanya akan terus kami sempurnakan supaya juga para nasabah semakin biasa menerima penjelasan dan melakukan purchase melalui virtual,” ujar Nini dalam konferensi pers AAJI, beberapa waktu lalu. Direktur Keuangan BNI Life Eben Eser Nainggolan pun memiliki pendapat yang sama terkait penurunan di kanal keagenan karena di periode tersebut PPKM juga diperketat mengingat adanya varian delta. Sekadar informasi, sampai dengan November 2021, kanal agensi di BNI Life juga mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sekitar 15%. Adapun, capaian tersebut baru menyumbang sekitar 4% dari total pendapatan premi yang sudah mencapai Rp 4,1 triliun rupiah. Meskipun demikian, Eben menilai distribusi keagenan masih akan terus dibutuhkan karena setiap perusahaan pasti akan membangun dan memperkuat kanal distribusi keagenan mereka. Mengingat, kontribusi keagenan ada di angka 25% 30% secara rata-rata dalam beberapa tahun terakhir di industri ini. “Pasar Asuransi jiwa di Indonesia masih sangat besar, dan kanal yang bisa melakukan penetrasi ke pasar tersebut adalah kanal distribusi keagenan/agency, karena secara alamiah, agency memiliki unlimited access to market,” ujar Eben kepada Kontan.co.id, Jumat (10/12). Sedikit berbeda, Allianz Life justru mencatat pertumbuhan premi dari kanal distribusi keagenan mencapai 15,5% yoy. Ini berkontribusi 39,7% dari pendapatan premi perusahaan yang jika melihat dari laporan keuangannya mencapai Rp 13,83 triliun di kuartal III-2021. “Salah satu pendorong utama dari pertumbuhan kanal distribusi keagenan adalah komitmen dari para business partner kami, dimana 64% merupakan generasi milenial yang terus berkembang,” ujar Karin Zulkarnaen Chief Marketing Officer Allianz Life Indonesia.
Baca Juga: Manfaatkan hasil investasi unitlink untuk memperpanjang proteksi Director & Chief Agency Officer Sequis Franky Nayoan turut menjelaskan bahwa kontribusi kanal distribusi keagenan di Sequis masih menjadi kanal yang dominan dari seluruh pendapatan premi perusahaan. Namun, ia tidak menyebutkan berapa kontribusi pastinya. Hanya saja, ia bilang bahwa saat ini juga sudah mulai adanya pertumbuhan pendapatan premi dari kanal distribusi online seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat di era pandemi yang mulai nyaman membeli asuransi secara online. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi