KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (
AAJI) mencatat penyaluran premi dari kanal keaganenan kembali menurun menjadi Rp 14,16 triliun pada kuartal I-2024. Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu mengatakan premi keagenan ini turun 2,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp 14,53 triliun. Togar bilang, meskipun dalam tiga bulan pertama ini mengalami penurunan, namun ia melihat kanal keagenan ini masih prospektif ke depannya.
"Kalau prospek, kami selalu percaya bahwa agen itu tidak mungkin tidak dibutuhkan. Karena keagenan ini, mereka yang justru berhadapan langsung. Jadi peran mereka itu sangat inklusif," ujar Togar dalam konferensi pers Million Dollar Round Table (MDRT) Indonesia, Senin (10/6).
Baca Juga: AAJI: POJK Nomor 8/2024 Sederhanakan Persetujuan dan Pelaporan Produk Asuransi Namun, hingga saat ini, AAJI memang tidak menargetkan jumlah agen asuransi jiwa. Meskipun begitu AAJI terus meningkatkan kualitas pada kanal keagenan, kemudian aturan main, dan perpindahan agen dari sebuah perusahaan ke perusahaan lain. "Itu yang sedang kami lakukan, bahkan kami juga mendorong kalau boleh semakin banyak orang yang menjadi tenaga pemasar di asuransi," tuturnya. PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) melihat penurunan ini disebabkan karena menurunnya jumlah agen berlisensi di kuartal I-2024 yaitu sebanyak 553.124 agen, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 566.727 agen. Head of Corporate Secretariat IFG Life Gatot Haryadi mengatakan penurunan ini juga karena bergesernya perilaku konsumen yang lebih suka mencari informasi tentang produk asuransi secara mandiri. "Konsumen mencari di situs web perusahaan asuransi sendiri maupun media sosial, sehingga keputusan membeli produk asuransi digital pun dapat mereka lakukan tanpa melibatkan agen asuransi," ujar Gatot kepada Kontan.co.id, Senin (10/6). Hingga April 2024, pendapatan premi IFG Life dari kanal agensi mencapai Rp 22,3 miliar, meningkat sekitar 12,8% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. "Kami harap angka tersebut dapat terus tumbuh seiring komitmen IFG Life untuk terus meningkatkan kualitas tenaga pemasar di lapangan," tuturnya. Lebih lanjut, Gatot mengatakan kanal agensi tetap menjadi salah satu penopang pendapatan premi IFG Life, karena kehadiran agen asuransi sangat penting untuk memberikan literasi keuangan kepada konsumen, sehingga rencana-rencana masa depan konsumen dapat tetap terlindungi, sesuai dengan komitmen IFG Life untuk melindungi di setiap tahap kehidupan masyarakat Indonesia.
Baca Juga: AAJI Optimistis Tertanggung Kumpulan dan Perorangan Tetap Bakal Bertumbuh Kemudian PT BNI Life Insurance (BNI Life) mengatakan pihaknya terus menggenjot penjualan premi dari kanal keagenan, karena kontribusi penjualan kanal keagenan di segmen asuransi individu masih cukup signifikan. "Di mana saat ini kontribusi penjualan produk asuransi jiwa individu melalui kanal keagenan masih berada di posisi kedua setelah segmen bancassurance," ujar Plt Direktur Utama BNI Life Eben Eser Nainggolan kepada Kontan.co.id, Senin (10/6). Untuk mengoptimalkan premi keagenan, BNI Life menerapkan sejumlah strategi, salah satunya mendongkrak kanal keagenan melalui perbaikan dalam
agent life cycle management, di mana perbaikan ini akan fokus dalam perbaikan kualitas agen agar mereka lebih produktif sekaligus mampu memberikan solusi yang tepat atas permasalahan perlindungan jiwa yang muncul di
customer. BNI Life juga akan akan fokus dalam melakukan penjualan ke segmen yang tepat melalui solusi produk yang cermat. Dengan begitu, BNI Life menargetkan pendapatan premi dari kanal keagenan sebesar Rp 222 miliar di 2024. Sejauh ini, pertumbuhan premi bisnis baru dari kanal keagenan bertumbuh melebihi tahun lalu dan jauh di atas angka industri dengan pertumbuhan sebesar 112%. "Kami akan terus meningkatkan angka pencapaian yang sudah ada, agar mampu mencapai pertumbuhan pendapatan premi maupun premi bisnis baru yang signifikan dibandingkan tahun lalu, dan bertumbuh juga di atas rata-rata industri," ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi