Pendapatan Prima Globalindo Logistik (PPGL) naik 31% di tahun lalu



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten yang bergerak dalam bidang pengurusan transportasi yakni PT Prima Globalindo Logistik Tbk (PPGL) mencetak kinerja yang ciamik pada tahun lalu.

Komisaris Utama PPGL Astrid Patricia mengungkapkan perusahaan ini telah menyelesaikan transaksi Jasa Pengiriman Barang lebih dari 23.000 unit container (peti kemas) via laut dan lebih dari 38.000 kilogram via udara.

Dari transaksi tersebut, PPGL dan entitas anak membukukan pendapatan konsolidasian tahun 2020 sebesar Rp 133,68 miliar atau meningkat 31,81% dibandingkan pendapatan konsolidasian tahun 2019 sebesar Rp 101,42 miliar.


Baca Juga: Penjualan alat berat Hexindo Adiperkasa (HEXA) berpotensi naik 20%-30% di tahun ini

Nah, untuk tahun ini emiten tersebut membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 31% hingga 69%. "Manajemen Perseroan optimis pendapatan konsolidasian tahun 2021 ini akan berkisar di antara Rp 175 miliar sampai dengan Rp 225 miliar," ungkapnya dalam keterbukaan informasi, Selasa (12/1).

Guna meningkatkan kinerja, PPGL terus memprioritaskan pelayanan di tengah pandemi Covid-19.

Sebagai informasi, perusahaan yang berdiri pada 2015 ini bergerak pada bidang jasa pengurusan transportasi atau frieght forwarding untuk ekspor maupun impor. Kegiatan usahanya meliputi Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK), export-import custom clearence, serta jasa pengurusan pengiriman dengan layanan kapal laut (ocean freight) untuk ekspor maupun impor.

Pada 2019, Prima Globalindo memiliki empat pelanggan utama yang berkontribusi 67% terhadap total pendapatan PPGL. Mereka adalah PT Fajar Suraya Wisesa Tbk (FSAW), PT Torabika Eka Semesta, PT Multiglass, dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR).

Baca Juga: Indika Energy (INDY) targetkan volume produksi 31,4 juta ton batubara di tahun 2021

Sementara itu, jika dilihat berdasarkan wilayahnya, pelanggan Prima Globalindo tersebar di empat provinsi, yaitu Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Per akhir 2019, pendapatan dari Jawa Barat berkontribusi 56% terhadap total pendapatan, Banten 38%, dan DKI Jakarta 6%.

Selanjutnya: Penjelasan Waskita Karya (WSKT) soal influencer yang promosikan saham

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi