Pendapatan Prodia (PRDA) tumbuh, pelanggan individu dan rujukan dokter jadi penopang



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) mencetak pertumbuhan kinerja sepanjang tahun 2020. Emiten penyedia jasa laboratorium itu membukukan kenaikan pendapatan bersih 7,40% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 1,87 triliun di 2020.

Mengutip laporan keuangan PRDA, pelanggan individu masih berkontribusi paling tinggi hingga 30,63% dari total pendapatan atau setara Rp 573,83 miliar. Adapun jumlah ini meningkat tipis 0,61% dari kontribusi tahun sebelumnya yang mencapai Rp 570,36 miliar.

Tidak jauh berbeda, pelanggan dari referensi dokter menyumbang hingga 30,60% atau setara Rp 573,24 miliar terhadap pendapatan. Adapun pada tahun 2019, pelanggan referensi dokter berkontribusi hingga Rp 533,37 miliar.


Sementara itu, jumlah pendapatan dari pihak ketika tercatat Rp 453,96 miliar atau meningkat 21,36% yoy. Pertumbuhannya memang tertinggi dibanding jenis pelanggan lain. Paling mini, kontribusi dari klien korporasi sebesar Rp 272,35 miliar.

Baca Juga: Pendapatan naik, laba tahun berjalan Prodia (PRDA) terkerek 27,82% pada 2020

Dilihat dari jenis pendapatannya, laboratorium masih mendominasi hingga Rp 1,72 triliun, terkerek 10,14% yoy. Setelahnya disusul oleh segmen non laboratorium hingga Rp 146,35 miliar, dan segmen klinik hingga Rp 33,89 miliar.

Direktur Utama Prodia Widyahusada Dewi Muliaty mengatakan, tahun 2020 sebenarnya menjadi tahun yang penuh tantangan bagi perusahaan. Namun, di tengah pandemi Covid-19, PRDA masih mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih, menjaga arus kas, dan mempertahankan performa profitabilitas dengan tetap memprioritaskan keamanan, kesehatan, dan keselamatan karyawan serta pelanggan.

"Pencapaian ini menunjukkan ketahanan model bisnis, kokohnya bisnis inti dan keunggulan operasional Prodia. Kami terus beradaptasi terhadap dinamika situasi terkini dengan tetap fokus pada optimalisasi produktivitas, pengendalian biaya, pemanfaatan teknologi untuk peningkatan layanan bagi pelanggan, dan menjaga pertumbuhan pendapatan dan laba,” kata Dewi dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (12/3).

Lebih lanjut dijelaskan, sepanjang tahun 2020, PRDA mencatat jumlah pemeriksaan hingga 14 juta dan jumlah kunjungan hingga 31 juta. Sementara itu, jumlah permintaan tes esoterik meningkat 191,5% pada tahun 2020 menjadi 1,6 juta tes. Dus, pendapatan tes esoterik mengalami peningkatan sebesar 131,8% pada tahun 2020 menjadi Rp 700,3 miliar.

PRDA juga terus berkontribusi dalam membantu pemerintah menangani pandemi Covid-19 melalui penyediaan tes pemeriksaan Covid dengan metode rapid test, tes serologi antibodi EIA, dan PCR COVID-19.

" Pada tahun 2020 perseroan telah melayani lebih dari satu juta pemeriksaan Covid-19 di Indonesia," imbuh Dewi.

Asal tahu saja, PRDA telah melakukan pemeriksaan SARS-CoV-2 RNA (PCR Covid-19) sejak awal Mei 2020 dan bergabung menjadi bagian dari jejaring Laboratorium Resmi Rujukan Nasional Pemeriksaan RT-PCR Covid-19 di Indonesia pada bulan yang sama.

Kemudian pada bulan Juli 2020, PRDA menggunakan alat otomatis PerkinElmer untuk pemeriksaan PCR Covid-19 di Laboratorium Pusat Rujukan Nasional dan Laboratorium Rujukan Regional Prodia di Surabaya, Makassar dan Medan.

PRDA terus memperbesar kapasitas pemeriksaan PCR Covid-19 hingga lebih dari 2.000 tes/hari dengan menambahkan alat otomatis Cobas 6800 di Laboratorium Pusat Rujukan Nasional (PRN) Prodia, Jakarta. Saat ini, Prodia adalah laboratorium kesehatan swasta pertama dan satu-satunya di Indonesia yang menggunakan alat otomatis penuh Cobas 6800 System.

Untuk memudahkan pelanggan di tengah masa pandemi Covid-19, PRDA meluncurkan layanan Telekonsultasi dan Prodia in Your Car. Telekonsultasi memberikan kemudahan bagi pelanggan melakukan konsultasi mengenai kondisi kesehatan tanpa harus datang ke Prodia.

Sementara Prodia in Your Car memungkinkan pengambilan sampel darah dilakukan dalam mobil pelanggan. Sehingga, pelanggan tidak perlu turun dari mobil, petugas akan menghampiri dan melakukan pengambilan sampel dengan tetap menerapkan protokol keamanan dan keselamatan yang berlaku. Layanan home service juga terus diperkuat guna melayani pelanggan secara optimal di tengah masa pandemi COVID-19.

Sementara itu, sejak tahun 2017, Prodia terus mengembangkan layanan berbasis digital dengan memperhatikan customer journey dan patient centric model, peningkatan layanan e-Prodia melalui Prodia Apps, layanan e-registration dan e-payment,  layanan hasil pemeriksaan online (HPSL Online). PRDA juga melakukan edukasi dan informasi melalui website maupun berbagai media sosial serta mengembangkan data health record bag.

Sekadar informasi, perusahaan yang melantai di bursa sejak tahun 2016 itu masih memiliki sisa dana hasil penawaran umum hingga Rp 485,65 miliar per akhir Desember 2020. Adapun total dana yang telah digunakan mencapai Rp 662,98 miliar. Sebesar Rp Rp 460,17 miliar dari dana tersebut telah digunakan untuk  pengembangan jejaring outlet, Rp 115,47 miliar lainnya untuk peningkatan kemampuan dan kualitas layanan, serta Rp 87,33 miliar untuk modal kerja.

Selanjutnya: Prodia: Hasil pemeriksaan Covid-19 sudah terhubung dengan eHAC

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat