KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT RMK Energy Tbk (
RMKE) sukses membukukan kinerja ciamik di semester I-2022. Di mana, perusahaan cetak pendapatan sebesar Rp 1,07 triliun di enam bulan pertama 2022. Raihan ini melesat 159,06% secara
year on year (yoy). Mengingat, pada semester I-2021, pendapatan RMKE hanya sebesar Rp 413,69 miliar. Kinerja apik juga dicatatkan RMKE dari sisi
bottom line. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan pertambangan batubara ini menorehkan laba bersih mencapai Rp 141,8 miliar.
Capaian ini melonjak sekitar 261,53% yoy. Pada periode sama tahun 2021, RMKE mencetak laba bersih sebesar Rp 39,22 miliar. Direktur Utama RMKE Tony Saputra mengungkapkan, kenaikan harga komoditas batubara menjadi salah satu faktor pendorong kinerja enam bulan pertama tahun ini.
Baca Juga: Realisasi Belanja Modal RMK Energy (RMKE) Sudah Capai 70% "Harga batubara yang sangat baik sepanjang semester I-2022 berkontribusi signifikan terhadap kinerja kami, walaupun pemerintah sempat melarang ekspor batubara pada Januari lalu," ungkap Tony dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Kamis (11/8). Asal tahu saja, kenaikan kinerja terjadi untuk lini bisnis penjualan batubara dan jasa logistik perusahaan. Pendapatan pada usaha penjualan batubara tercatat terealisasi sejumlah Rp 860,34 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 252% dibanding realisasi pada tahun sebelumnya yang sejumlah Rp 244,49 miliar. Sedangkan, pendapatan pada usaha jasa logistik batubara capai Rp 211,4 miliar, naik 25% yoy dibanding realisasi tahun sebelumnya yang sebesar Rp 169,2 miliar. Asal tahu saja, RMKE menyediakan jasa angkutan batubara terintegrasi melalui jalur kereta dari kabupaten penghasil batubara di Lahat dan Muara Enim, Sumatra Selatan bersinergi dengan PT KAI (Persero).
Selain itu, RMK Energy juga menjalankan bisnis trading batubara melalui salah satu anak usahanya, PT Royaltama Multi Komoditi Nusantara (RMKN). Mulai awal tahun ini, tambang batubara milik PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE), salah satu anak usaha perusahaan, telah mulai beroperasi, yang juga dibarengi dengan mulai beroperasinya Train Loading System (TLS), fasilitas muat batubara yang berlokasi di Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim. TLS ini berlokasi di dalam konsesi IUP TBBE. Hingga semester I-2022, TBBE mencatatkan produksi batubara sebanyak 495.294 ton yang akan diangkut menggunakan kereta melalui TLS menuju ke stasiun bongkar Simpang di Palembang. TBBE memproduksi batubara dengan kualitas batubara 3.200 kcal per kg (GAR) untuk penjualan dalam negeri dan ekspor. “Dengan dimulainya operasi produksi TBBE sejak awal tahun ini diharapkan dapat semakin meningkatkan potensi pertumbuhan perseroan ke depan,” kata Tony. Hingga saat ini, TLS Gunung Megang beroperasi untuk mendukung pengangkutan batubara TBBE menuju stasiun bongkar Simpang. Namun, Tony memastikan, perusahaan membuka peluang bagi produsen batubara lain di wilayah Kabupaten Muara Enim dan sekitarnya untuk memanfaatkan TLS ini. Adapun, untuk tahun ini RMKE mengalokasikan belanja modal atau
capital expenditure mencapai Rp 174 miliar. Sebagian besar alokasi dana diarahkan untuk proyek-proyek pengembangan fasilitas bongkar muat batubara, baik sisi hulu maupun hilir.
Baca Juga: RMK Energy Optimistis Target Pendapatan Tahun ini Terlampaui Tercatat, untuk sisi hulu, RMKE sedang mengembangkan jalan khusus batubara (hauling road) dari TLS untuk membuka akses bagi sejumlah tambang di Muara Enim dan sekitarnya. RMKE bertujuan membuka akses ke pasar bagi sejumlah IUP di Muara Enim dan sekitarnya yang selama ini mengalami kesulitan logistik. Sementara itu, dari sisi hilir, RMKE juga telah merampungkan proyek pengembangan stasiun bongkar Simpang, Palembang, yaitu Container Yard 3B (CY 3B) pada Juni 2022. Dengan tambahan CY 3B, RMKE saat ini dapat melakukan aktivitas bongkar muat hingga 15?17 trainset batubara per hari, di mana tiap trainset mengangkut sekitar 2.800 ton batubara. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari