Pendapatan Saraswanti Anugerah (SAMF) tumbuh 14,03% di kuartal I 2021



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) membukukan pendapatan Rp 296,72 miliar sepanjang tiga bulan pertama 2021. Realisasi ini naik 14,03% dari pendapatan di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 260,22 miliar.

Seluruh pendapatan SAMF berasal dari penjualan Urea sektor industri. Penjualan yang melebihi 10% dari pendapatan merupakan penjualan kepada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) senilai Rp 70,10 miliar.

Adapun sejumlah beban SAMF terpantau naik sepanjang kuartal pertama. Beban pokok pendapatan misalnya, naik 26,5% dari semula Rp 181,02 miliar menjadi Rp 229,37 miliar.


Beban umum dan administrasi juga naik tipis dari semula Rp 14,38 miliar menjadi Rp 14,54 miliar. Di sisi lain, beban keuangan terpantau menurun 35,54% menjadi Rp 8,71 miliar.

Baca Juga: Kinerja Saraswanti Anugerah (SAMF)tumbuh positif sepanjang 2020

Akibatnya, SAMF membukukan laba bersih senilai Rp 18,45 miliar atau menurun 10,43% dari laba  bersih di kuartal yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 20,60 miliar.

Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Saraswanti Anugerah, Dadang Suryanto mengatakan, permintaan pupuk NPK non subisidi SAMF terkerek 15%-20% akibat naiknya harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) saat ini. Dengan adanya kenaikan permintaan pupuk, Dadang memproyeksi pendapatan SAMF juga akan naik 15% tahun ini.

Emiten ini akan menambah kapasitas pabrik pupuknya yang berada di Mojosari, Jawa Timur. SAMF berencana untuk menambah satu line produksi, dimana satu line produksi berkapasitas 45.000 ton – 50.000 ton per tahun. Penambahan kapasitas ini memakan biaya sekitar Rp 40miliar -  Rp45 miliar, yang berasal dari dana internal perusahaan.

 
SAMF Chart by TradingView

Adapun nantinya setelah penambahan satu line produksi, kapasitas  produksi terpasang SAMF secara total akan bertambah menjadi  645.000-650.000 ton dari sebelumnya 600.000 ton.

Selanjutnya: Harga CPO Melonjak, Bisnis Pupuk Saraswanti Anugerah (SAMF) Tumbuh Subur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli