Pendapatan SCMA tumbuh di bawah industri



JAKARTA. Kinerja perusahaan konsumer seperti media sedang tampak ramai berkembang. Meski begitu, pertumbuhan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) malah tak terlalu mentereng selama 2013 kemarin.

“Pendapatan tumbuh sekitar 10% sampai 15%,” ucap Sekertaris Korporasi SCMA, Hardijanto Saroso, akhir pekan kemarin.

Ia menyadari bahwa angka pertumbuhan tersebut di bawah pertumbuhan industri yang tumbuh sekitar 15%. Pada 2012, pendapatan yang SCMA bukukan yakni Rp 2,24 triliun. Lalu di 2013, berarti raihan pendapatannya sekitar Rp 2,46 triliun hingga Rp 2,57 triliun.


Hardijanto bilang, pendapatannya tumbuh di bawah rata-rata industri karena pihaknya baru saja menyertakan PT Indosiar Karya Media Tbk (IMDK) dalam tatanan bisnisnya. Kala itu, pangsa audiens Indosiar cuma berada di peringkat keenam.

Maka di tahun ini, SCMA akan terus mengembangkan konten bisnisnya untuk mendukung PT Surya Citra Televisi atau SCTV dan Indosiar. Malah, SCMA memproyeksikan bahwa pangsa audiens Indosiar bisa menjadi nomor wahid di 2014. Setelahnya, SCTV bisa menempati posisi kedua. Untuk itu, strategi yang pihaknya pakai yakni sinergi dan pemberdayaan.

Sekedar informasi, SCMA telah melakukan merger atau penggabungan usaha dengan IMDK. Namun, Dirjen Pajak menolak penggunaan nilai buku atas pengalihan harta dalam rangka penggabungan usaha tersebut. Hardijanto bilang, belum ada panggilan dari Dirjen Pajak sejak akhir tahun kemarin. Sehingga, proses merger itu pun akan tetap SCMA jalani. Adapun, penggabungan usaha tersebut mendapat restu Menteri Hukum dan HAM pada awal Mei 2013.

Sebenarnya, SCMA juga berencana mengembangkan zona digitalnya. Secara keseluruhan, Indosiar memegang zona 1 dan SCTV zona 14. Zona 1 itu meliputi Aceh dan Sumatera Utara. Sedangkan, zona 14 yakni Kalimatan Timur dan Kalimantan Selatan. Pada zona 1, Harijanto bilang bahwa pihaknya sudah memiliki menara. Sedangkan untuk zona 14, SCMA perlu melakukan pembelian tanah. “Tapi harga tanah di Jawa dan di sana beda. Lebih mahal di Jawa,” ucapnya.

Ia bilang, investasi untuk itu tak akan besar. SCMA hanya perlu untuk membeli pemancar dan zona transmisi. Sehingga pihaknya bisa menekan biaya. Namun, pembangunan tersebut berhenti karena somasi mengenai zona digital ini.

Saham SCMA tutup di harga Rp 3.115. Angka tersebut naik 2,13% dibanding hari sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia