Pendapatan SCMA turun, Indosiar justru meningkat



JAKARTA. Anak usaha PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) melaporkan hasil kinerja sepanjang tahun lalu. Salah satunya adalah, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA). Hasil pendapatan SCMA turun 2,6% menjadi Rp 2,24 triliun. Padahal di 2011, pendapatan SCMA Rp 2,3 triliun.

Penurunan pendapatan juga menggerus laba usaha SCMA menjadi Rp 1,20 triliun di 2012 dari tahun 2011 senilai Rp 1,22 triliun. Namun, laba bersih SCMA masih naik tipis 0,03% menjadi Rp 913,01 miliar.

Pendapatan SCMA yang menurun sudah terlihat sejak awal tahun 2012. Saat itu, manajemen SCMA beralasan, krisis ekonomi Eropa yang diikuti dengan pelemahan ekonomi dalam negeri mengakibatkan penurunan belanja iklan di media.


Selain itu, SCMA juga mengubah fokus program acaranya yang sebelumnya program remaja ke program komedi dan anak-anak. Hal ini justru menggerus laba bersih SCMA. Padahal, SCMA sudah berharap meraih tambahan pendapatan semenjak mengantongi kontrak tayangan turnamen antar klub sepakbola tertinggi di Eropa Liga Champions selama tiga musim.

Tahun lalu, total kewajiban SCMA turun menjadi Rp 704,73 miliar dari sebelumnya Rp 1 triliun. Akibatnya, ekuitas naik menjadi Rp 2,18 triliun. Posisi kas setara kas induk usaha SCTV ini naik 30% menjadi Rp 927,42 miliar.

Anak usaha EMTK yang lain, PT Indosiar Karya Media, Tbk (IDKM) masih membukukan pertumbuhan pendapatan. IDKM berhasil membukukan pendapatan Rp 1,04 triliun, naik 21% dari tahun 2011 sebesar Rp 856,5 miliar.

Beban operasional IDKM pun menurun 9% menjadi Rp 225,9 miliar. Ini mendongkrak laba usaha IDKM 569,87% menjadi Rp 377,27 miliar. Laba bersih IDKM pun melesat menjadi Rp 257,1 miliar.

Sebelumnya, Indosiar merugi sebesar Rp 96,8 miliar. Laba bersih per saham IDKM pun naik menjadi Rp 25,38 per saham dari sebelumnya mencatatkan rugi per saham Rp 9,56 per saham.

Sejak diakuisisi EMTK, kinerja IDKM memang terlihat terus melaju. Indosiar juga tengah mencoba meningkatkan likuiditas saham. Caranya, IDKM akan memecah saham (stock split) dengan rasio 1:5.

Managing Director Investa Saran Mandiri, Jhon Veter mengatakan, meski pertumbuhan kinerja SCMA lebih mini dibanding IDKM, nyatanya, pergerakan saham SCMA lebih menarik dari IDKM. "Ini karena jaringan SCMA lebih luas daripada IDKM, dan prospek untuk bertumbuhnya lebih besar," jelas Jhon.

Menurut dia, meski kedua saham ini tidak likuid, masih ada potensi pertumbuhan yang cukup besar. Menjelang Pemilu 2014, emiten media akan diuntungkan karena belanja iklan akan membesar.

Kemarin, harga SCMA stabil di Rp 2.200. Sedangkan harga IDKM naik 1,08% ke Rp 940 per saham

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana