KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Siam Cement Group (SCG) merilis laporan keuangan untuk kuartal III 2018. Di periode tersebut pendapatan SCG masih bertumbuh, namun laba malah menurun. Laba SCG turun karena meningkatnya harga bahan baku dan biaya energi, perlambatan perdagangan global dan penurunan nilai aset. Roongrote Rangsiyopash, President and CEO SCG menyebutkan, pendapatan SCG yang belum diaudit sampai kuartal III 2018 mencapai Rp 156,88 triliun (US$ 11,23 miliar), meningkat 7%
year on year (y-o-y). Sementara, laba tercatat Rp 14,88 triliun (US$ 1,06 miliar) atau rurun sebesar 19%
"Untuk regional Indonesia, pendapatan SCG sampai kuartal III 2018 sebesar Rp 10,03 triliun (US$ 719 juta)," kata Roongrote dalam keterangan tertulis, Kamis (25/10). SCG menyadari dampak dari perang dagang dan ketidakpastian ekonomi global. Hal inilah yang mendorong SCG untuk meluncurkan sejumlah strategi proaktif termasuk memperluas peluang ekspor sejalan dengan arus pasar global, mengelola biaya energi, memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi manufaktur dan pengurangan biaya, mengembangkan inovasi dan produk & layanan bernilai tambah tinggi, meningkatkan efisiensi modal kerja, dan meninjau portofolio investasi serta biaya investasinya, dengan tujuan mempertahankan daya saing bisnis. Roongrote mengatakan, kinerja SCG pada sembilan bulan pertama tahun 2018 menunjukkan peningkatan pendapatan di semua unit bisnis karena peningkatan kondisi pasar secara keseluruhan, permintaan yang lebih tinggi dari semen dan bahan bangunan dari Thailand. "Serta proyek investasi asing oleh publik dan sektor swasta, permintaan pasar yang konsisten dalam bisnis bahan kimia dan kemasan, meskipun laba menurun karena bahan baku yang lebih tinggi dan biaya energi, serta perlambatan perdagangan global dan penurunan nilai aset," ujarnya dalam rilis tersebut.
Kedepannya, SCG bakal memperluas peluang ekspor sejalan dengan arus pasar global yang telah berubah mengikuti perang dagang. Terlepas dari rencana jangka panjang yang bertujuan untuk memperkuat basis pasar Thailand, SCG juga berfokus pada perluasan basis pasarnya secara terus-menerus ke wilayah lain. Proyek kompleks Petrokimia di Vietnam merupakan proyek kunci terbaru sedang berjalan seperti yang direncanakan. Diharapkan operasi komersial akan dimulai tepat waktu pada paruh pertama tahun 2023. SCG juga terus mencari pasar baru dengan potensi dan pertumbuhan yang cepat dalam nilai pasar. Misal perluasan bisnis logistik di China bekerja sama dengan Jusda Supply Chain Management International (JUSDA), anak perusahaan Foxconn, untuk menyediakan layanan pengiriman untuk barang elektronik di China. Termasuk meningkatkan solusi rantai pasokan, logistik lintas batas antara China dan ASEAN, dengan teknologi canggih untuk melacak dan mengendalikan sistem transportasi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat