KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mencatatkan penjualan sebesar Rp 1,61 triliun per Juni 2022. Jumlah ini turun 2,6% secara tahunan dari Rp 1,65 triliun per Juni 2021. Investor Relations SIDO, Billy Utama menjelaskan penurunan dari sisi penjualan disebabkan karena adanya perubahan belanja masyarakat sejak dua bulan terakhir. “Semuanya berubah dengan cepat sejak 2 bulan terakhir. Perilaku dan fokus pelanggan beralih ke makanan pokok karena harga makanan terus meningkat pasca Ramadhan 2022,” jelas dia dalam paparan Public Expose Live 2022, Jumat (15/9).
Billy melanjutkan, penurunan daya beli masyarakat dan pelanggan khususnya masyarakat yang memiliki pendapatan rendah dan menengah memilih untuk mengalokasikan kembali pengeluaran mereka sebagian besar untuk makanan, listrik, dan bahan bakar. Hal ini kemudian turut berdampak pada penurunan penjualan SIDO dalam semester I-2022 ini.
Baca Juga: Sampoerna Agro (SGRO) Yakin Bisnis Sawit Tetap Prospektif, Ini Alasannya Secara konsolidasi, penjualan SIDO tercatat turun hampir 3% yoy karena rendahnya permintaan di pasar domestik untuk Herbal dan F&B. Sementara itu, segmen Farmasi naik 17% dengan permintaan yang stabil. Dari sisi bisnis internasional SIDO masih mencatatkan kenaikan penjualan hingga 80%. “Margin kotor kami lebih rendah 3% dari tahun sebelumnya, hal ini terutama didorong oleh volume penjualan yang lebih rendah. Sementara harga bahan baku masih stabil tinggi dari kuartal sebelumnya,” sambung Billy. Namun demikian, perseroan optimis pada semester II-2022 ini penjualan dan laba bersih SIDO akan meningkat dibandingkan semester I. Hal ini lantaran SIDO akan meluncurkan produk baru pada bulan September 2022 ini. “Kami harapkan produk baru ini akan memberikan kontribusi penjualan pada kuartal IV-2022,” harapnya. Di samping itu, perseroan juga akan menambah negara ekspor pada kuartal II-2022 terutama ke China, Ghana dan Kenya. Produk yang akan dipasarkan yakni Tolak Angin serta produk
suplement herbal. Berdasarkan laporan keuangan Sido Muncul, emiten jamu ini merincikan raihan penjualan tersebut didapatkan dari penjualan jamu herbal dan suplemen yang turun sebesar 6,85% secara tahunan menjadi Rp 988,73 miliar hingga Juni 2022 dari sebelumnya Rp 1,06 triliun.
Baca Juga: Gudang Garam (GGRM) Mencoba Bertahan di Tengah Kenaikan Cukai Rokok Kemudian segmen penjualan makanan dan minuman naik 3,53% menjadi Rp 544,82 miliar. Serta pendapatan dari farmasi tercatat mencapai Rp 78,55 miliar. Dari sisi beban pokok penjualan SIDO tercatat naik dari Rp 724,71 miliar di periode Januari sampai Juni 2021 menjadi Rp 757,61 miliar pada periode yang sama di tahun ini. Untuk itu, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 445,59 miliar di sepanjang semester pertama 2022. Jumlah ini masih lebih kecil dari sebelumnya Rp 502 miliar di semester pertama 2021. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi