Pendapatan Sillo Maritime tumbuh 33% di kuartal I 2018



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berbekal kinerja yang moncer di tahun lalu, perusahaan pelayaran khusus industri hulu minyak dan gas Indonesia PT Sillo Maritime Perdana Tbk (SHIP) yakin dengan prospek bisnisnya di tahun ini.

Buktinya, pada kuartal I-2018 kinerja perusahaan menunjukkan prospek cerah. Dalam tiga bulan pertama tahun ini, Sillo Maritime mampu mencatatkan pendapatan US$ 12,33 juta, naik 32,7% dari periode yang sama tahun lalu.

Direktur Independen PT Sillo Maritime Perdana Tbk Sumanto Hartanto menjelaskan kenaikan kinerja perusahaan umumnya didongkrak dari membaiknya harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia crude price (ICP). "Harga ICP tahun lalu rata-rata US$ 51,91 per barel, naik 27% dari ICP rata-rata di 2016 di level US$ 40,13 per barel," katanya Senin (21/5).


Catatan saja, seluruh pendapatan SHIP di 2017 dan Kuartal I 2018 diperoleh dari bisnis charter atau jasa penyewaan kapal. Klien terbesarnya yakni CNOOC SES Ltd dan Petrochina International Jabung Ltd.

Sumanto menambahkan, pihaknya memproyeksikan harga minyak mentah Indonesia akan stabil bahkan cenderung naik. Sebab dengan kenaikan harga minyak diikuti pula meningkatnya aktivitas hulu industri minyak yang akan memberikan dampak positif bagi SHIP.

Selain faktor harga minyak mentah Indonesia, kembali beroperasinya kapal FSO CNOOC 114 dari klien terbesar SHIP yakni CNOOC SES Ltd menjadi pendongkrak pendapatan perusahaan di 2017 dan kuartal I 2018. 

Membaiknya pendapatan perusahaan berdampak positif pada laba di 2017 yang meningkat 109,6% menjadi US$ 13 juta.

Tetapi di kuartal I-2018 laba perusahaan nampaknya turun 4,6% menjadi US$ 2 juta. "Karena ada kapal kita, FSO CNOOC, baru beroperasi pada Maret 2018 sementara opex (beban operasional) sudah berjalan," kata Direktur Utama SHIP Harjati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi