KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) melaporkan pendapatan tertinggi di semester pertama 2020 jika dibandingkan dengan emiten BUMN konstruksi di tengah pandemi corona. Tapi, Waskita juga mencatat penurunan pendapatan paling dalam di antara empat emiten BUMN ini Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2020 yang dipublikasikan, WSKT mencatatkan perolehan pendapatan usaha sebesar Rp 8,04 triliun. Pendapatan Waskita merosot 45,64% secara tahunan dari sebelumnya Rp 14,79 triliun. Bandingkan dengan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) yang mencatat pendapatan Rp 5,53 triliun, naik 1,84% secara tahunan dari sebelumnya Rp 5,43 triliun. PT PP Tbk (PTPP) mencatat pendapatan Rp 6,75 triliun pada semester pertama 2020, turun 36,56% secara tahunan dari Rp 10,64 triliun pada semester pertama tahun lalu.
Sedangkan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) meraup pendapatan Rp 7,13 triliun, turun 37,24% jika dibandingkan dengan periode semester pertama tahun lalu sebesar Rp 11,36 triliun. Baca Juga: Porsi turnkey mengecil, rasio utang BUMN karya tetap naik Tak cuma itu, Waskita juga mencatat rugi bersih Rp 1,09 triliun pada enam bulan pertama tahun ini. Padahal semester pertama tahun lalu WSKT masih mencatat laba bersih Rp 997,82 miliar. Tiga emiten BUMN lain masih mencatat laba pada periode Januari-Juni 2020. Laba bersih ADHI merosot 94,71% menjadi Rp 11,27 miliar dari sebelumnya Rp 215 miliar. Laba PTPP anjlok 95,36% menjadi Rp 15,94 miliar dari sebelumnya Rp 343,72 miliar. Sedangkan laba bersih Wijaya Karya melorot 71,89% menjadi Rp 250,41 miliar dari sebelumnya Rp 890,88 miliar. Direktur Keuangan Waskita Karya Taufik Hendra Kusuma mengungkapkan bahwa kerugian tersebut lebih disebabkan beban bunga investasi jalan tol yang besar. Taufik mengatakan, siklus bisnis jalan tol itu memang di awal masa operasi akan mencatatkan loss (rugi), karena Lalu Lintas Harian Rata-Ratanya (LHR) masih rendah dan bunga pinjaman mulai dibebankan. "Selain upaya peningkatan realisasi LHR, strategi divestasi ruas tol yang sudah beroperasi kepada investor merupakan upaya yang sedang dilakukan agar beban keuangan menurun," ungkap Taufik dalam siaran pers, Minggu (6/9). Waskita mengungkapkan bahwa laba sebelum beban bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) sebesar Rp 1,2 triliun di semester pertama. “Dari sisi operasional, WSKT membuktikan tetap dapat mempertahankan profitabilitas di tengah pandemi," ujar Taufik. Baca Juga: Likuiditas Waskita Karya (WSKT) diprediksi bakal ketat hingga akhir 2020