Pendapatan Tigaraksa Satria (TGKA) Naik 15,3% Sepanjang Kuartal I



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tigaraksa Satria Tbk (TGKA) mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba di tiga bulan pertama tahun ini. Sampai dengan akhir Maret 2023, TGKA membukukan pertumbuhan pendapatan 15,3% year on year (YoY) menjadi Rp 3,73 triliun dan laba tumbuh 1,34% menjadi Rp 124,41 miliar. 

Corporate Secretary TGKA, Syahrizal Sabir menjelaskan, dari sisi pencapaian pendapatan konsolidasi hal ini mengindikasikan bahwa tren pertumbuhan pendapatan tahun 2023 masih sesuai dengan target pertumbuhan tahun ini yaitu sebesar 15% dibandingkan realisasi 2022. 

“Dari sisi internal, pertumbuhan kinerja di awal tahun karena adanya beberapa prinsipal baru serta beberapa perbaikan proses distribusi. Upaya ini membuat ketersediaan produk-produk lebih terjaga di semua outlet,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (7/5). 


Selain adanya faktor internal yang mendukung, ada juga faktor eksternal yang turut menguatkan pendapatan TGKA. 

Baca Juga: Pada Tahun Ini, Mega Perintis (ZONE) Bidik Penjualan dan Laba Tumbuh 15%

Syahrizal menjelaskan, saat ini aktivitas masyarakat kembali ke kondisi normal setelah berangsur selesainya efek pandemi Covid-19, sehingga berdampak positif pada peningkatan kebutuhan dan daya beli masyarakat atas produk-produk TGKA. Sekilas informasi, Tigaraksa mendistribusikan produk yang dikonsumsi sehari-hari.

Melansir laporan keuangan kuartal I 2023, pendapatan TGKA didominasi dari penjualan eksternal di segmen makanan dan kebutuhan rumah tangga senilai Rp 3,58 triliun, kemudian diikuti penjualan gas (LPG) dan alat dapur lainnya senilai Rp 83,17 miliar, dan buku Rp 78,13 miliar. 

Melihat prospek bisnis yang cerah di awal tahun ini, Manajemen TGKA optimistis tren pertumbuhan kinerja ini akan berlanjut di kuartal II 2023. 

Syahrizal bilang, ada beberapa faktor yang mendasari keyakinan Tigaraksa, antara lain produk-produk konsumsi dari prinsipal-prinsipal lama menunjukkan pertumbuhan penjualan sesuai target tumbuh 15%. Bahkan beberapa di antaranya dapat tumbuh lebih dari 15%. 

Untuk mendukung target pertumbuhan bisnis, Manajemen TGKA telah menyiapkan sejumlah strategi. 

Pertama, mengandalkan pertumbuhan organik dari prinsipal-prinsipal lama dengan perbaikan proses distribusi sehingga ketersediaan produk di outlet lebih terjaga. Kemudian menambah outlet, dan yang tak kalah penting adalah dukungan aktivitas promosi dari prinsipal.

Kemudian, TGKA juga akan terus menambah prinsipal baru yang produknya berkualitas dengan harga yang kompetitif, dan dibutuhkan masyarakat.

Selain itu, pihaknya juga akan lebih fokus untuk penambahan area coverage & penambahan Stock Keeping Unit (SKU) atawa jenis produk dari produk rantai dingin atau cold chain product yang masih banyak peluang untuk dikembangkan. 

Baca Juga: Laba Surya Biru Murni (SBMA) Turun di Kuartal I 2023

“Beberapa aktivitas yang kami lakukan di lini bisnis ini antara lain meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap produk-produk cold chain, serta meningkatkan penjualan melalui channel-channel distrbusi yang baru,” terangnya. 

Melansir laporan keuangan periode Januari hingga Maret 2023, TGKA mencatatkan kenaikan jumlah liabilitas hingga 20,13% dibandingkan Desember 2022. Sampai Maret 2023 jumlah liabilitas TGKA senilai Rp 2,56 triliun sedangkan pada Desember 2022 sebesar Rp 2,13 triliun.  

Penyebab naiknya liabilitas karena adanya kenaikan utang usaha sebesar 25,66% karena penambahan area coverage penjualan produk prinsipal serta perpanjangan jangka waktu pembayaran ke prinsipal sehubungan dengan pengiriman di awal dari waktu yang telah disepakati. 

Adapun terjadi kenaikan utang pajak hingga 34,47% disebabkan oleh PPh Badan tahun 2022 yang akan disetorkan pada April 2023, penambahan PPh Badan Januari sampai dengan Maret 2023 dan kenaikan PPh Pasal 23 Tahun 2023. 

Hingga Maret 2023, TGKA membukuan total ekuitas senilai Rp 2,19 triliun. Sedangkan total aset yang dicatatkan hingga tiga bulan pertama tahun ini senilai Rp 4,76 trilun atau lebih tinggi dibandingkan Desember 2022 yang senilai Rp 4,18 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi