Pendapatan tumbuh 22%, laba bersih Aneka Tambang (ANTM) hanya naik 6% di semester I



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berhasil mencatatkan kinerja yang prima sepanjang semester pertama 2019. Emiten penghuni Indeks Kompas100 ini mencatat kenaikan pendapatan 22,10% dari periode sebelumnya menjadi Rp 14,42 triliun. Pada periode 2018, penjualan ANTM hanya tercatat Rp 11,81 triliun.

Meski pendapatan naik double digit, laba bersih ANTM hanya naik 6,1% menjadi Rp 365,75 miliar. Pada semester pertama tahun lalu, Antam meraup laba bersih Rp 344,45 miliar.

Pertumbuhan laba yang lebih kecil ini terjadi akibat kenaikan beban pokok penjualan 25,01% menjadi Rp 12,01 triliun. Beban umum dan administrasi tercatat naik 23,8% menjadi Rp 731,21 miliar dan beban penjualan dan pemasaran juga naik menjadi Rp 901,43 miliar, naik 65,74% secara tahunan.


Baca Juga: Harga emas Antam anjlok Rp 10.000

Berdasarkan laporan keuangan ANTM yang dirilis Selasa (1/10), komoditas emas merupakan komponen terbesar yang menyumbang pendapatan ANTM. Emas berkontribusi sebesar Rp 9,61 triliun atau 67% dari total penjualan bersih sepanjang semester pertama 2019. 

Per 30 Juni 2019, jumlah aset ANTM senilai Rp 33,56 triliun. Jumlah ini terdiri atas liabilitas sebesar Rp 13,79 triliun dan ekuitas senilai Rp 19,77 triliun. 

Selain laporan keuangan, ANTM juga merilis laporan kinerja operasi sepanjang semester pertama 2019. Volume produksi bijih nikel tercatat sebesar 4,79 juta wet metric ton (wmt), atau naik sebesar 27%. 

Sedangkan volume penjualan bijih nikel tercatat sebesar 3,90 juta wmt, tumbuh sebesar 103% dibandingkan dengan realisasi volume penjualan periode tahun lalu sebesar 1,92 juta wmt. Capaian produksi bauksit mencapai 597.000 wmt, naik sebesar 43% secara year-on-year

Baca Juga: Ini alasan Aneka Tambang (ANTM) urung akuisisi saham Nusa Halmahera Minerals

Volume penjualan bauksit mencapai 611.000 wmt atau naik sebesar 138%. Untuk komoditas emas, sepanjang Januari hingga Juni 2019, total volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung mencapai 979 kg (31.476 ons troi) dengan penjualan emas sebesar 15.741 kg (506.084 ons troi) tumbuh sebesar 14%. 

Sementara itu, volume produksi feronikel mencapai 13.017 ton nikel dalam feronikel (TNi), naik 2% dibandingkan realisasi periode 2018 sebesar 12.811 TNi. Penjualan feronikel pada juga naik 5% menjadi 13.157 TNi. 

Selain itu, ANTM melaporkan Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH) dengan kapasitas produksi sebesar 13.500 TNi (Line 1) telah mencapai 97%. Dengan selesainya proyek pembangunan pabrik feronikel ini, maka akan meningkatkan kapasitas total terpasang feronikel ANTM sebesar 50% dari kapasitas produksi feronikel terpasang saat ini sebesar 27.000 TNi menjadi 40.500 TNi per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati