SAN FRANCISCO. Harga saham Apple meroket hingga 6% ke level tertinggi di US$ 159 per saham pada perdagangan Selasa (1/8). Lonjakan harga saham ini ditopang oleh kinerja yang kuat pada kuartal ketiga periode April-Juni.

Biasanya, penjualan Apple periode April-Juni melambat karena pasar menanti launching iPhone model baru di bulan September. Tapi, penjualan di kuartal ketiga tahun buku 2017 Apple ini menunjukkan bahwa para penggemar iPhone tak lagi menunggu model baru untuk beli telepon genggam.

Penjualan iPhone naik 1,6% menjadi 41,03 juta unit di kuartal ketiga yang berakhir 1 Juli. Angka ini lebih tinggi ketimbang rata-rata prediksi analis 40,7 juta unit. Penjualan ini juga lebih tinggi ketimbang kuartal tiga tahun lalu sebanyak 40,4 juta iPhone.

Tapi, harga jual rata-rata iPhone yang berada di US$ 606 per unit, jauh di bawah prediksi Wall Street pada US$ 621 per unit. Alhasil, pendapatan Apple sebilai US$ 24,8 miliar pun berada di bawah rata-rata prediksi US$ 25,5 miliar.

Pendapatan sepanjang tiga bulan ini mencapai US$ 45,41 miliar, naik 7,2% dari tahun lalu US$ 42,36 miliar. Angka ini lebih tinggi ketimbang prediksi US$ 44,89 miliar.

Laba bersih Apple pada kuartal ketiga mencapai US$ 8,72 miliar. Angka ini naik ketimbang US$ 7,80 miliar pada tiga bulan ketiga tahun buku sebelumnya.

Apple memperkirakan pendapatan di kuartal keempat ini bisa mencapai US$ 49 miliar hingga US$ 52 miliar. Analis memperkirakan, pendapatan Apple di kuartal terakhir yang berakhir Oktober akan berkisar US$ 49,21 miliar.

Soal klaim Presiden AS Donald Trump yang mengatakan bahwa Apple akan membangun tiga pabrik baru, CEO Apple Tim Cook enggak menanggapi langsung. Dia mengatakan bahwa Apple terus menciptakan lapangan kerja dan memiliki dana US$ 1 miliar untuk pengembangan.

Cook pun mengungkapkan rencana investasi besar di sistem autonomous. "Sistem autonomous bisa digunakan untuk banyak hal, kendaraan salah satunya, tapi bisa lebih dari itu," kata dia.

Editor: Wahyu T.Rahmawati