Pendapatan turun, Indika Energy (INDY) bukukan kerugian US$ 18,16 juta pada 2019



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara yang melemah turut berimbas pada kinerja PT Indika Energy Tbk (INDY). Tahun lalu, INDY membukukan pendapatan US$ 2,78 miliar, turun 6,08% dari pendapatan tahun 2018 yang mencapai US$ 2,96 miliar.

Dalam laporan keuangan INDY yang dipublikasikan, Selasa (31/3), pendapatan dari penjualan batubara ke pelanggan luar negeri (ekspor) masih menjadi tulang punggung INDY, yang tahun lalu mencapai US$ 1,38 miliar atau 49,7% dari total pendapatan. Penjualan batubara ke pasar domestik sebesar US$ 513,88 juta atau 21% dari pendapatan total.

Sementara itu, pendapatan dari kontrak dan jasa mencapai US$ 822,21 juta, naik dari realisasi tahun 2018 yang hanya US$ 713,76 juta.


Baca Juga: Tumbuh 35,8%, Petrosea (PTRO) raih laba bersih US$ 31,18 juta di tahun 2019

Meski pendapatan turun, namun beban pokok kontrak dan penjualan malah naik. Tercatat, tahun lalu beban pokok penjualan emiten tambang batubara ini mencapai US$ 2,35 miliar, atau naik 1,46% dari tahun sebelumnya.

Beban penjualan, umum dan administrasi serta beban keuangan juga ikut naik, yang masing-masing menjadi US$ 137,17 juta dan US$ 109,4 juta.

INDY juga menanggung kerugian atas pengukuran kembali atas kewajiban imbalan pasti senilai US$ 1,44 juta, berbanding terbalik dengan tahun lalu yang masih menghasilkan US$ 2,08 juta.

Alhasil, tahun lalu INDY membukukan kerugian bersih senilai US$ 18,16 juta. Padahal tahun sebelumnya, INDY masih mencetak laba bersih senilai US$ 80,06 juta. Tahun lalu INDY juga mencatatkan rugi bersih per saham dasar senilai US$ 0,0035 per saham.

Per 31 Desember 2019, jumlah aset INDY mencapai US$ 1,431 miliar. Jumlah ini terdiri atas liabilitas sebesar US$ 2,57 miliar dan ekuitas sebesar US$ 1,04 miliar.

Baca Juga: Lo Kheng Hong rajin tambah kepemilikan saham di PTRO, bagaimana di MBSS?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat