Pendapatan Valentine di Jepang diramal mencapai angka tertinggi dalam tiga tahun



TOKYO. Perayaan hari Valentine di Tokyo mendongkrak pebisnis coklat di Negeri Sakura itu. Pasalnya, di Jepang ada budaya "giri choco" atau "obligation chocolate". Dengan budaya ini, ada kewajiban seorang wanita memberikan coklat kepada teman sekerjanya, bukan pada suami atau pasangannya. Sejumlah analis memprediksi, perayaan hari kasih sayang akan turut mendongkrak kinerja bagi perusahaan produsen permen seperti Meiji Holdings Ltd, Morinaga & Co, serta Morozoff Ltd. Menurut Toshihiro Nagahama, chief economist Dai-Ichi Life Research Institute di Tokyo, tingkat pendapatan yang berhubungan dengan hari Valentine akan melonjak ke level tertinggi dalam tiga tahun mencapai 40 miliar yen atau US$ 485 juta. "Tingginya tingkat permintaan sangat tergantung dengan apakah hari Valentine itu libur atau tidak," jelas Nagahama. Di Department Store Isetan distrik Shinjuku Tokyo, anak usaha Isetan Mitsukoshi Holdings Ltd, permintaan coklat di hari Valentine menyumbang 20% dari total penjualan coklat perusahaan. "Hari Valentine merupakan hari yang memberikan dampak positif bagi penjualan. Kami memprediksi, tingkat penjualan tahun ini bakal lebih tinggi ketimbang tahun-tahun sebelumnya," jelas Nao Ueno, dari cabang Shinjuku.


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie