Pendapatan XL Axiata (EXCL) Naik 8% pada Kuartal I, Ini Pendorongnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatatkan pertumbuhan pendapatan 8% year on year (yoy) menjadi Rp 6,75 triliun pada kuartal I-2022. Perolehan ini didorong oleh pendapatan data yang tumbuh 10% yoy menjadi Rp 5,91 triliun dan berkontribusi sebesar 96% terhadap total pendapatan.

Pada periode ini, perusahaan juga berhasil meraih laba bersih sebesar Rp 139 miliar. Pencapaian tersebut antara lain sebagai hasil dari upaya meningkatkan pengalaman pelanggan (customer experience) dan digitalisasi yang didukung oleh peningkatan kualitas jaringan secara berkelanjutan.

Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan, peningkatan customer experience kini menjadi salah satu fokus utama XL Axiata dalam meningkatkan kinerja perusahaan.


"Strategi ini kami pandang sebagai cara terbaik untuk menghadapi kompetisi bisnis yang terus berlangsung ketat, daripada merespons persaingan tarif layanan," ucap Dian dalam keterangan tertulisnya, Selasa (10/5).

Baca Juga: Ekspansi, Malindo Feedmill (MAIN) Rambah Bisnis Restoran Ayam Goreng

Selama tiga bulan pertama 2022, trafik data XL Axiata meningkat pesat hingga 34% yoy, dari 1.391 petabyte menjadi 1.857 petabyte. Hal ini selaras dengan meningkatnya pengalaman pelanggan yang lebih baik karena adanya peningkatan user throughput dan perbaikan latency selama kuartal pertama tahun ini.

Selain itu, hal ini didukung oleh peningkatan BTS 4G menjadi lebih dari 83 ribu per akhir Maret 2022 dengan total BTS 2G dan 4G mencapai lebih dari 133 ribu unit. Area yang terlayani jaringan 4G juga bertambah menjadi sebanyak 460 kota/kabupaten.

Sementara itu, BTS 3G XL Axiata sudah berkurang signifikan, dari 52 ribu menjadi hanya 4.566 BTS di Maret 2022. XL Axiata berharap bisa menuntaskannya di kuartal II-2022 dalam rangka mendukung program pemerintah untuk melakukan penutupan BTS 3G.

XL Axiata juga berhasil meningkatkan ARPU blended menjadi Rp 36 ribu dari Rp 35 ribu di periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlah pelanggan meningkat menjadi sebanyak 57 juta dan tingkat penetrasi smartphone naik sebesar 3% yoy menjadi 93%.

Dari sisi beban, sepanjang triwulan pertama 2022 ini, beban biaya operasional meningkat 14% yoy menjadi Rp 3,57 triliun dari Rp 3,13 triliun. Kenaikan biaya operasional ini dipengaruhi oleh meningkatnya beban biaya regulasi serta biaya penjualan dan pemasaran.

Baca Juga: Telkom Indonesia (TLKM) Raih Pendapatan Rp 35,2 Triliun di Kuartal I-2022

Dari sisi neraca, XL Axiata tetap mampu menjaga posisi neraca dalam posisi sehat dan terkendali, meskipun jumlah utang meningkat di kuartal pertama 2022 secara yoy. "Tercatat, utang kotor bertambah 12% yoy dan utang bersih naik 16% yoy.

Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, dengan kenaikan sebesar 59% ke angka Rp 1,94 triliun," ungkap Dian.

Untuk rasio utang bersih terhadap EBITDA juga masih baik, yakni sebesar 2,7x. Asal tahu saja, EBITDA XL Axiata tumbuh 2% yoy menjadi Rp 3,17 triliun dengan marjin EBITDA mencapai 47% pada kuartal I-2022.

Perusahaan juga tidak memiliki utang berdenominasi dollar Amerika Serikat. Sebesar 81% dari pinjaman yang ada saat ini berbunga mengambang (floating) dan pembayarannya masih dapat dikelola hingga dua tahun ke depan.

Untuk membiayai pembangunan jaringan dan mendorong pertumbuhan pendapatan, capitalized capex XL Axiata menurun 35% yoy menjadi Rp 1,23 triliun.

Penurunan ini disebabkan karena faktor jadwal pelaksanaan pembelanjaan modal meskipun jumlah belanja modal secara tahunan masih akan tetap sama. Sementara hingga akhir tahun 2022, XL Axiata menyiapkan capex sekitar Rp 9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi