SEMARANG. Kementerian Perindustrian meresmikan program pendidikan vokasi industri bersama SMK se Jateng dan Jogja di PT Apac Inti Corpora, Semarang, Jumat (21/4). Peresmian ditandai dengan pembunyian sirine yang dilakukan ole Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Mendikbud Muhadjir Effendy. Pendidikan vokasi industri tersebut merupakan program pembinaan dan pengembangan SMK berbasis kompetensi yang
link and match dengan industri. Program tersebut melibatkan 117 perusahaan dan 389 SMK yang saling
link and match satu sama lain.
"Program ini merupakan program unggulan Presiden Jokowi dalam rangka pemerataan," ucap Airlangga dalam sambutannya pada Jumat (21/4). Dalam kesempatan ini, dilakukan pembukaan diklat sistem 3 in 1 yang diikuti oleh 290 orang peserta, yang terdiri dari Diklat Operator Mesin Industri Garmen sebanyak 200 orang, yang akan ditempatkan bekerja di PT. Eco Smart Garmen Indonesia di Boyolali, dan PT Globalindo Intimates di Klaten. Selanjutnya, Diklat operator mesin looming sebanyak 40 orang yang akan ditempatkan bekerja di PT Dasaplast Nusantara di Jepara. Serta Diklat Operator Jahit Alas Kaki sebanyak 50 orang, yang akan ditempatkan bekerja di PT Wangta Agung Surabaya. Program diklat dengan sistem 3 in 1 ini, untuk tahun 2017 ditargetkan akan diikuti sebanyak 22.000 orang, dan hingga 2019 akan diikuti sebanyak 162.000 orang. Sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam mendukung program link and match tersebut, dilakukan pemberian bantuan (hibah) peralatan praktik kepada SMK dari beberapa perusahaan. Beberapa di antaranya Djarum yang memberikan gedung laboratorium kimia senilai Rp 7,5 miliar, Astra Honda Motor yang memberikan 15 unit sepeda motor, dan Astra Daihatsu Motor yang memberikan 9 engine unit Daihatsu Terios.
Muhammad Arif Sambodo, Kadin Perindag Jawa Tengah yang mewakili Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan bahwa pemerintah Jawa Tengah menyambut positif program link and match karena dinilai menunjang sumber daya manusia dalam menyambut perdagangan bebas MEA, mengingat daya saing industris Indonesia yang dianggap masih lemah. Selain, dengan adanya kerja sama antara pihak SMK dengan industri dapat memudahkan para lulusan dalam mendapatkan pekerjaan. "Ini efisien karena perusahaan tidak usah cari SDM dari luar lagi, tinggal serap lulusan yang sudah pernah magang sebelumnya di perusahaan tersebut," tambah Arif dalam sambutannya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto