Pendidikan vokasi, Kemperin selaraskan kurikulum



KONTAN.CO.ID - Kementerian Perindustrian (Kemperin) kembangkan pendidikan vokasi di Indonesia dengan membangun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), politeknik dan Akademi Komunitas. Saat ini Kemperin memiliki sembilan SMK, sembilan Politeknik dan satu Akademi Komunitas. 

Kemperin mengklaim sebagian besar lulusan SMK dan Politeknik di lingkungan Kemperin terserap di berbagai perusahaan dalam waktu kurang dari enam bulan setelah wisuda. Hal ini karena sistem pendidikan yang diterapkan adalah berbasis vokasi dan kompetensi yang mengusung konsep link and match dengan industri.

Pada tahun ini, sekolah menengah vokasi binaan Kemenperin yang berlokasi di Kota Hujan tersebut meluluskan sebanyak 250 analis kimia. “Kami yakin industri nasional akan maju dan berkembang karena adik-adik punya kesempatan belajar lebih baik di sini, di mana satu siswa bisa punya dua sampai tiga sertifikat kompetensi,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis terkait acara Wisuda SMK – Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor (SMAKBO) di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (23/9).

Pemerintah menetapkan arah pengembangan pendidikan vokasi agar mengacu pada konsep pendidikan dual system dari Jerman, yaitu pendidikan yang mengintegrasikan pembelajaran di kampus dengan praktik kerja di industri.

Hingga tahun 2019, ditargetkan sebanyak 355 industri mampu terlibat dan membina 1.775 SMK dalam pelaksanaan program pengembangan vokasi.

“Langkah ini sebagai tindak lanjut Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga.

Kemperin telah melakukan launching program pendidikan vokasi industri di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah dan D.I. Yogayakarta serta Jawa Barat. Selanjutnya akan dilaksanan untuk wilayah Sumatera bagian Utara, yang meliputi D.I. Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau dan diteruskan pada wilayah lain di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini