Pendiri HMI resmi mendapat gelar pahlawan nasional



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Empat tokoh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid asal Nusa Tenggara Barat, Laksamana Malahayati (Keumalahayati) asal Nanggroe Aceh Darussalam, Sultan Mahmud Riayat Syah asal Kepulauan Riau, dan Lafran Pane asal Daerah Istimewa Yogyakarta mendapat anugerah gelar pahlawan nasional. Penganugerahan, langsung diberikan oleh Presiden Joko Widodo, Kamis (9/11).

Khofifah Indar Parawansa mengatakan gelar pahlawan nasional diberikan karena semasa hidupnya keempat tokoh tersebut telah melakukan tindak kepahlawanan dan berjasa luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara.

Anugerah juga diberikan karena keempat tokoh tersebut dianggap punya kontribusi besar bagi Indonesia. "Gelar diberikan setelah presiden atas usulan dewan gelar setelah nama diteliti dan dikaji oleh tim peneliti dan pengkajian gelar pahlawan," katanya.


Hartono Laras, Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial, kontribusi yang diberikan keempat tokoh tersebut beraneka ragam. Untuk TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid yang lahir di Nusa Tenggara Barat 19 April 1908 dan wafat pada 21 Oktober 1997 diberikan karena dia seorang nasionalis pejuang kemerdekaan, da'i, ulama, dan tokoh pendidikan emansipatoris.

Ia merupakan pendiri organisasi Islam Nahdatul Wathan. Organisasi ini menjadi organisasi Islam terbesar di Lombok yang memberikan perhatian kepada pendidikan dan agama.

Untuk Laksamana Malahayati, laksamana perempuan pertama dari Aceh, gelar pahlawan diberikan atas jasanya dalam memperjuangkan Aceh dari invasi Belanda dan Portugis.

Untuk Lafran Pane pemberian gelar dilakukan atas kontribusinya dalam menggerakkan pemuda, memprakarsai pembentukan Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI).

 Lafran Pane merupakan salah satu tokoh utama penentang pergantian ideologi negara dari Pancasila menjadi komunisme.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto