Pendiri WikiLeaks, Julian Assange Akan Dibebaskan Setelah Mengaku Bersalah



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON/SYDNEY. Pendiri WikiLeaks, Julian Assange, mengaku bersalah pada hari Rabu (24/6) atas tuduhan melanggar hukum spionase AS. 

Kesepakatan ini akan mengakhiri masa tahanannya di Inggris dan memungkinkan dia untuk kembali ke Australia, menyelesaikan perjuangan hukum selama 14 tahun.

Assange, 52 tahun, telah sepakat untuk mengaku bersalah atas satu dakwaan kriminal, yaitu berkonspirasi untuk memperoleh dan menyebarkan dokumen rahasia pertahanan nasional AS. Informasi ini didapat dari pengajuan di Pengadilan Distrik AS untuk Kepulauan Mariana Utara. 


Assange akan dijatuhi hukuman 62 bulan penjara, yang sudah dijalani, pada sidang di Saipan pada pukul 09.00 waktu setempat pada hari Rabu (2300 GMT Selasa). Pulau di Pasifik tersebut dipilih karena Assange enggan melakukan perjalanan ke daratan AS dan lokasinya yang lebih dekat dengan Australia, ujar jaksa.

Baca Juga: Miliarder AS Dukung Rencana Joe Biden untuk Naikkan Pajak kepada Warga Super Kaya

Assange meninggalkan penjara Belmarsh di Inggris pada hari Senin setelah dibebaskan dengan jaminan oleh Pengadilan Tinggi Inggris dan naik pesawat sore itu, menurut pernyataan WikiLeaks yang diposting di platform media sosial X. 

"Ini adalah hasil dari kampanye global yang melibatkan pengorganisir akar rumput, pegiat kebebasan pers, legislator, dan para pemimpin dari berbagai spektrum politik, hingga Perserikatan Bangsa-Bangsa," ujar pernyataan tersebut. 

Video yang diposting di X oleh WikiLeaks menunjukkan Assange mengenakan kemeja biru dan celana jins, menandatangani dokumen sebelum naik jet pribadi dengan tanda perusahaan penyewaan VistaJet.

Assange akan kembali ke Australia setelah sidang, tambah pernyataan WikiLeaks, merujuk pada sidang di Saipan. 

"Julian sudah bebas !!!!" kata istrinya, Stella Assange, dalam sebuah posting di X. 

"Kata-kata tidak dapat mengungkapkan rasa terima kasih kami yang tak terhingga kepada ANDA - ya ANDA, yang telah mengerahkan tenaga selama bertahun-tahun untuk mewujudkan hal ini."

Baca Juga: Bapanas Fokus Tingkatkan Produksi Pangan Dalam Negeri

Satu-satunya pesawat VistaJet yang berangkat dari Stansted pada hari Senin sore adalah menuju Bangkok, demikian data FlightRadar24.  Seorang juru bicara Assange di Australia menolak berkomentar mengenai rencana penerbangannya. VistaJet tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Pemerintah Australia, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Anthony Albanese, telah mendesak pembebasan Assange, namun menolak untuk mengomentari proses hukum yang sedang berlangsung. 

"Perdana Menteri Albanese sudah jelas - kasus Mr Assange telah berlarut-larut terlalu lama dan tidak ada yang bisa diperoleh dari penahanannya yang berkelanjutan," kata seorang juru bicara pemerintah.

Seorang pengacara Assange tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Editor: Handoyo .