Pendirian anak usaha SMI tertunda



JAKARTA. Rencana PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) mendirikan anak usaha pembiayaan berbasis syariah melenceng dari target. Awalnya, rencana itu ditargetkan berlangsung pada kuartal II tahun ini. Tapi sampai saat ini tanda-tanda pendirian itu tak tampak batang hidungnya. Bahkan, konsep anak usaha itu belum jelas.

Sekadar menyegarkan ingatan, pendirian anak usaha itu merupakan hasil kerjasama SMI dengan Bank Pembangunan Islam (IDB). Konsepnya, joint venture, dan IDB menyetor dana lebih besar. Tapi belum ada kepastian berapa persentase setoran modal masing-masing perusahaan.

Frans Nembo Sukardi, Direktur Operasi SMI, mengakui, pendirian anak usaha itu tidak berjalan sesuai target. Menurutnya, hal itu terjadi karena banyak hal yang terjadi di luar kontrol perusahaan milik negara tersebut. "Rencana memang mundur, tapi kami optimistis bisa mendirikan anak usaha tahun ini," kata Frans, akhir pekan lalu.


Menurutnya, SMI masih terus mematangkan konsep anak usaha itu. Ada dua konsep perusahaan pembiayaan, yakni dari Inggris dan Malaysia. Sayangnya, Frans enggan menjelaskan masing-masing konsep itu. "Nanti, IDB yang memutuskan konsep itu, karena mereka yang punya duit," papar Frans.

Dari sisi pemegang modal, bakal ada sedikit perubahan. Ada kemungkinan, IDB mencari mitra investor lain. Namun, Frans enggan membicarakan hal itu panjang lebar.

Ia hanya mengatakan, pendirian anak usaha itu akan mendukung kinerja SMI dan Indonesia Infrastructure Finance (IIF), anak usaha SMI yang membiayai proyek infrastruktur. Perbedaannya, anak usaha terbaru itu hanya akan membiayai proyek pembangunan yang sesuai asas Islam dan sistem pembiayaan yang tidak bersifat riba.

SMI sendiri telah mencatatkan kinerja apik tahun ini. Per Mei 2011, SMI berhasil menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 480,4 miliar. Jumlah ini sudah melebihi pencapaian sepanjang tahun 2010 lalu yang sekitar Rp 480,14 miliar.

Lantaran pencapaian tersebut melebihi ekspektasi, maka manajemen SMI berani meningkatkan target penyaluran pembiayaan tahun ini dari Rp 1 triliun menjadi Rp 1,2 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: