Penduduk Belitung Terbiasa Menjadi Nelayan Ketimbang Pengembang Rumput Laut



BELITUNG. Salah satunya kendala yang dihadapi oleh pengusaha rumput laut adalah minimnya sumber daya manusia atau tenaga kerja lokal di Belitung. Itu sebabnya, Juli Rianthony Nata Kusuma, Direktur Utama PT BSM dan beberapa pengusaha rumput laut di Belitung berharap pemerintah membikin kebijakan transmigrasi bahari ke Belitung. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Belitung Sulistyo bilang, institusinya sudah menyosialisasikan kepada masyarakat mengenai peluang kerja di industri rumput laut. Tapi rupanya penduduk setempat sudah terbiasa dan lebih menyukai menjadi nelayan.Mengenai transmigrasi? "Transmigrasi itu tentu harus ada prosedurnya, baik dari segi lahan dan juga kebijakan yang ada di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi,” jelas Sulistyo. Ia bilang akan berusaha memaksimalkan penyerapan tenaga kerja dari wilayahnya sendiri dulu. Prospek industri rumput laut sangat bagus. Permintaannya cukup besar. Maklum, komoditas ini bisa menghasilkan 500 produk akhir, mulai dari makanan, minuman, kosmetik hingga obat-obatan. Saat ini sekitar 90% rumput laut Indonesia diekspor dalam bentuk kering, tanpa diolah. Negara tujuan ekspor kita, antara lain Denmark, China, Filipina, Hong Kong, Spanyol, Jepang, dan Amerika Serikat.Saat ini, dari sekitar 1,2 juta ton rumput laut yang beredar di pasar dunia setiap tahunnya, kontribusi Indonesia mencapai 50%. Pemasok terbesar kedua adalah Filpina dengan pangsa pasar 35%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: