PADANG. Mimpi menjadi negara maju terus digaungkan oleh pemerintah Indonesia. Banyak yang meramal Indonesia bisa mencapai predikat negara berpendapatan tinggi pada tahun 2035. Namun, apakah ramalan tersebut cukup realistis? Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) melihat untuk menjadi negara maju setidaknya ada dua tantangan yang harus diwaspadai. Pertama, Indonesia harus mewaspadai ledakan penduduk yang kemungkinan akan terjadi pada tahun 2035. Pada saat itu, jumlah penduduk di Indonesia diperkirakan akan meningkat jadi 305,6 juta jiwa. Adapun pada tahun 2013 lalu, jumlah penduduk Indonesia hanya sebanyak 255,5 juta jiwa.
Memang, jumlah penduduk yang besar apalagi jika itu didominasi oleh penduduk berusia antara 15-64 tahun, alias kelas menengah, sejauh ini telah menjadi kekuatan ekonomi bagi Indonesia. Kondisi ini dinamakan dengan bonus demografi. Penduduk pada usia tersebut lebih produktif dan bisa menggerakkan roda ekonomi. Namun, Wakil Menteri Bappenas Lukita Dinarsyah Tuwo mengatakan dengan jumlah penduduk yang meningkat idealnya jumlah lapangan pekerjaan juga bertambah. “Kenyataannya, ada penurunan penciptaan lapangan kerja dalam tiga tahun terakhir,” ujar Lukita, Senin (17/2) di Padang. Ini menunjukkan pertumbuhan jumlah penduduk tidak diimbangi dengan kualitas hidup yang layak. Jika ini dibiarkan, maka ledakan penduduk yang akan terjadi bisa mengancam mimpi Indonesia menjadi negara maju hanya angan-angan saja. Jika tidak ingin hal itu terjadi Indonesia harus segera bersiap menghadapi kemungkinan ledakan penduduk. Lukita bilang saat ini pihaknya sudah mulai menggalakkan kembali program Keluarga Berencana (KB). KB merupakan program yang populer di era Orde Baru, di mana setiap keluarga dianjurkan untuk memiliki anak maksimal dua.