Penduduk yang bekerja menyusut 200.000 orang



JAKARTA. Kinerja industri yang melambat dalam setahun terakhir telah menyebabkan jumlah penduduk yang bekerja menyusut. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penduduk yang bekerja per Februari 2016 berjumlah 120,65 juta orang.

Sementara pada Februari 2015 lalu jumlahnya mencapai 120,85 juta. Artinya, jumlah penduduk yang bekerja turun sekitar 200.000 orang.

Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Sairi Hasbullah mengatakan, kondisi itu sejalan dengan perkembangan jumlah angkatan kerja yang juga menurun. Pada Februari 2016 jumlah angkatan kerja sebanyak 127,67 juta turun dari Februari 2015 yang sebanyak 128,3 juta orang.


Yang menarik, jumlah penduduk yang berada di usia kerja malah meningkat jadi 187,6 juta orang dari sebelumnya 184,6 juta. Artinya ada ketidaksesuaian antara kenaikan jumlah penduduk di usia kerja dengan angkatan kerja, serta penduduk yang bekerja.

Penyebabnya adalah kenaikan jumlah penduduk yang berada di usia kerja itu malah berimbas pada meningkatnya jumlah penduduk yang bukan angkatan kerja. Artinya, banyak penduduk yang berada di usia kerja, atau sejak usia 15 tahun tidak memberikan kontribusi terhadap produksi barang dan jasa. "Bisa saja mereka melanjutkan sekolah atau menjadi ibu rumah tangga," kata Sairi di Jakarta, Rabu (4/5).

Sairi juga mengatakan, dalam setahun memang terjadi penurunan kontribusi dari sektor formal. Padahal, sektor inilah yang selama ini banyak menyerap tenaga kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini