KONTAN.CO.ID - Kapten kapal yang memiliki pengalaman mengeksplorasi area pemancingan baru akan lebih tahan terhadap perubahan. Sang kapten dapat mengarahkan kapal menuju lokasi baru di mana ikan berada. Umumnya, setiap orang cenderung memilih sesuatu yang sudah diketahui atau mencoba sesuatu yang baru saat membuat pilihan. Apakah menggunakan satu strategi lebih bermanfaat dari lainnya?
Para peneliti memutuskan untuk meneliti pertanyaan tersebut. Mereka melakukan penelitian dengan menggunakan objek kapten kapal penangkap ikan. Alasannya, kapten kapal harus membuat pilihan ketika memutuskan lokasi ikan berada. Kelompok peneliti dari Universitas California melihat 540.000 catatan posisi kapal penangkapan ikan dari 2500 perjalanan komersial di Teluk Meksiko, Amerika Serikat. Penelitian ini menunjukkan beberapa kapal fokus mengeksplorasi area baru. Mereka menginvestasikan lebih banyak waktu dan tenaga untuk menemukan tempat pemancingan baru.
Baca Juga: Perubahan iklim mempengaruhi tingkah laku hewan Shay O'Farrell, Peneliti dari Universitas California mengatakan hal tersebut penting dalam konteks perubahan lingkungan global, ketika badai dan kekeringan diprediksikan meningkat. "Dalam lingkungan yang relatif stabil, kami berharap akan banyak kemajuan dari mengubah kebiasaan, kalau tidak kapal akan merubah cara mereka untuk menangkap ikan," kata James Sanchirico, Peneliti dari Universitas California. Tahun 2009, para kapal penangkap ikan dipaksa untuk menangkap ikan di tempat lain. Alasannya, area teluk Meksiko ditutup sebagai area pemancingan. Kapal yang memiliki pengalaman mengeksplorasi area pemancingan baru tidak akan khawatir dengan penutupan Teluk Meksiko. Karena, kapten kapal dapat menyeleksi tempat pemancingan baru.
Baca Juga: Hiu biru gunakan pusaran air untuk melacak sumber makanan "Penelitian ini mengilustrasikan kompleksitas perilaku manusia selama masa stabilitas dapat memengaruhi tekanan memancing pada saat perubahan (datang)," karta Mike Sieracki, Direktur Program Divisi Ilmu Kelautan National Science Foundation. Asal tahu saja, hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam journal nature communications.
Sumber : National Science Foundation Editor: Tri Sulistiowati