KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah hasil penelitian di luar negeri memaparkan bahwa pengembangan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar, yang menghasilkan uap bukan asap karena tidak melalui proses pembakaran, membuktikan bahwa teknologi memiliki peranan penting dalam membantu mengurangi potensi risiko kesehatan dari rokok. Produk tembakau alternatif pun diharapkan menjadi solusi alternatif untuk berhenti merokok secara bertahap. “Produk tembakau alternatif yang menggunakan teknologi (pada perangkatnya) dan didukung penelitian kredibel menunjukkan hasil lebih rendah risiko kesehatan daripada rokok. Inovasi ini dapat menjadi salah satu pilihan masyarakat dalam mengatasi masalah rokok,” kata Peneliti Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik Indonesia (YPKP Indonesia) dan Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR), Dr. drg. Amaliya, MSc., PhD, dalam siaran persnya, Jumat (6/2). Berdasarkan hasil riset Public Health England, divisi dalam Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial di Inggris, pada 2018 lalu yang berjudul “Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products 2018”, memaparkan bahwa penggunaan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar, memiliki risiko kesehatan 95% lebih rendah dibandingkan dengan rokok konvensional.
Peneliti: Produk tembakau alternatif minim risiko
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah hasil penelitian di luar negeri memaparkan bahwa pengembangan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar, yang menghasilkan uap bukan asap karena tidak melalui proses pembakaran, membuktikan bahwa teknologi memiliki peranan penting dalam membantu mengurangi potensi risiko kesehatan dari rokok. Produk tembakau alternatif pun diharapkan menjadi solusi alternatif untuk berhenti merokok secara bertahap. “Produk tembakau alternatif yang menggunakan teknologi (pada perangkatnya) dan didukung penelitian kredibel menunjukkan hasil lebih rendah risiko kesehatan daripada rokok. Inovasi ini dapat menjadi salah satu pilihan masyarakat dalam mengatasi masalah rokok,” kata Peneliti Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik Indonesia (YPKP Indonesia) dan Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR), Dr. drg. Amaliya, MSc., PhD, dalam siaran persnya, Jumat (6/2). Berdasarkan hasil riset Public Health England, divisi dalam Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial di Inggris, pada 2018 lalu yang berjudul “Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products 2018”, memaparkan bahwa penggunaan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar, memiliki risiko kesehatan 95% lebih rendah dibandingkan dengan rokok konvensional.