Penempatan dana bank pada obligasi korporasi meningkat, ini penyebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit perbankan terus mengalami tren perbaikan meskipun lajunya belum begitu kencang. Pertumbuhan kredit per September sebesar 2,21% masih ditopang oleh segmen konsumer. 

Masih belum menggeliatnya permintaan kredit di segmen komersial dan korporasi mendorong perbankan mencari alternatif untuk menjalankan fungsi intermediasi. Salah satunya dengan melakukan penempatan dana di obligasi korporasi. 

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya, menganggap penempatan dana pada obligasi korporasi sebagai bagian dari kredit korporasi. 


"Dengan masih beratnya untuk mendorong kredit, ada satu pilihan baru saat ini. Kami masuk ke corporate bond. Buat BCA itu merupakan bagian dari kredit korporasi karena obligasi itu mereka gunakan untuk bisnis," jelas Jahja Setiaatmadja Presiden Direktur  BCA baru-baru ini. 

Baca Juga: Amar Bank mendongkrak inklusi keuangan melalui teknologi digital

Jahja bilang, BCA masuk ke obligasi korporasi di beberapa sektor tertentu seperti petrochemical, pulp and paper, serta CPO. Ke depan, sektor-sektor ini masih akan menjadi target perseroan dalam melakukan penempatan dana pada obligasi korporasi. 

Sementara Vera Eve Lim Direktur Keuangan BCA mengatakan, obligasi korporasi merupakan alternatif untuk mendukung sektor bisnis di luar kredit. Dengan menempatkan dana di obligasi, perseroan berharap bisa mendukung pemulihan ekonomi nasional. 

Dia mengungkapkan, portofolio total kredit dan obligasi korporasi  per September 2021 mencapai Rp 630,2 triliun atau meningkat 4,5% secara YoY. Khusus penempatan pada obligasi korporasi mencapai Rp 24,3 triliun atau tumbuh 16,1% YoY. Sedangkan total kerdit BCA tumbuh 4,1% menjadi Rp 605,9 triliun. 

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga banyak melakukan penempatan dana pada obligasi korporasi sebagai salah satu upaya intermediasi bank. Perseroan melihat yield obligasi korporasi lebih atraktif dibandingkan penempatan dana pada Surat Berharga Negara (SBN).

Baca Juga: Ekonomi membaik, permintaan kredit korporasi di September 2021 menggeliat

Selain karena yield-nya lebih menarik, Novita Anggraini Direktur Keuangan BNI mengayakan, penempatan pada obligasi korporasi juga dapat dihitung sebagai salah satu komponen pembiayaan dalam Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) yang ditetapkan Bank Indonesia (BI).

BNI memproyeksikan adanya penambahan obligasi korporasi sehingga portfolio marketable securities BNI tumbuh 5%-10% YoY  tahun ini dengan tetap memperhatikan rating issuer yang sesuai risk appetite BNI. "Saat ini portfolio obligasi korporasi BNI didominasi oleh sektor lembaga dan jasa keuangan," ungkap Novita, Rabu (27/10). 

Editor: Tendi Mahadi