KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penempatan investasi dana pensiun di instrumen saham tercatat menurun. Berdasarkan data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total penempatan investasi dana pensiun gabungan di saham mencapai Rp 24,64 triliun per Januari 2025. Nilai itu menurun sebesar 12,56%, jika dibandingkan per Januari 2024 yang sebesar Rp 28,18 triliun. Mengenai hal itu, Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) menyampaikan ada beberapa faktor yang membuat penempatan investasi dana pensun di instrumen saham menurun. Staf Ahli ADPI Bambang Sri Mulyadi mengatakan penurunan bisa disebabkan oleh turunnya nilai pasar dan memang ada inisiatif dari dana pensiun itu sendiri untuk mengurangi porsi investasi di saham. Baca Juga: Penempatan Investasi Dana Pensiun di Saham Kompak Turun, Siapa Saja Kurangi Porsi?
"Sebab, investasi di saham saat ini kurang menguntungkan karena nilainya terus turun," ujarnya kepada Kontan, Rabu (19/3). Terkait dengan adanya fenomena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang anjlok pada Selasa (18/3), Bambang menyarankan agar dana pensiun tak menambah penempatan investasi di saham, tetapi sebaiknya exit terlebih dahulu dalam waktu dekat. Baca Juga: Investasi Dana Pensiun Kompak Turun di 2024, ADPI Beberkan Penyebabnya Secara keseluruhan, Bambang menjelaskan sebenarnya dana pensiun lebih condong memilih untuk menempatkan investasi ke instrumen yang lebih rendah risikonya. Artinya, instrumen saham memang masih memiliki risiko yang cenderung tinggi saat ini. Meskipun demikian, dia menilai instrumen saham masih berpotensi dilirik ke depannya, tetapi perlu mempertimbangkan risk dan return-nya. Ke depannya, Bambang memproyeksikan penempatan investasi dana pensiun secara keseluruhan di instrumen saham pada tahun ini kemungkinan besar tak akan berbeda jauh nilainya dengan tahun sebelumnya.