KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penempatan dana perbankan di surat berharga sampai kuartal 3 2017 sedikit melambat. Hal ini ditunjukkan dari data penempatan surat berharga 10 bank besar. Sepuluh bank besar di antaranya Bank Mandiri, BRI, BCA, BNI, Bank CIMB Niaga, Bank Permata, Bank Panin, Bank Danamon, BTN dan Maybank Indonesia. Dari laporan keuangan 10 bank ini, tercatat penempatan surat sampai kuartal 3 penempatan dana di berharga mencapai Rp 617,3 triliun atau naik 16,4% secara tahunan atau year on year (yoy). Kenaikan ini lebih rendah dibandingkan realisasi kuartal 3 2016 sebesar 22,8% yoy. Jika dilihat dari 10 bank besar ini, penempatan surat berharga terbesar masih didominasi oleh bank BUKU IV atau yang mempunyai modal inti di atas Rp 30 triliun. BRI tercatat merupakan bank paling besar menempatkan dana di surat berharga yaitu mencapai Rp 154,3 triliun naik 28,8% yoy. Pada periode sama 2016, BCA merupakan bank yang paling banyak menempatkan dana di surat berharga. Namun pada kuartal 3 2017 ini BCA tercatat mengerem tumpukan dananya di surat berharga. Hal ini bisa dilihat dari realisasi penempatan dana BCA disurat berharga sampai kuartal 3 2017 Rp 122,7 triliun atau naik hanya 7,3% yoy. Perlambatan penempatan dana disurat berharga ini karena permintaan kredit yang lebih sedikit lebih kencang pada kuartal 3. Seperti diketahui, sampai September 2017 pertumbuhan kredit perbankan sedikit lebih kencang yaitu mencapai 9,4% yoy. Aslan Lubis, Analis Eksekutif Departemen Pengembangan Pengawasan dan Management Krisis OJK bilang penempatan di surat berharga merupakan salah satu pilihan bank. "Bank akan lebih senang menempatkan dana di kredit jika permintaan kredit cukup bagus," kata Aslan kepada KONTAN, Senin (6/11). Selain itu penempatan dana di surat berharga tergantung ketersediaan di pasar. Jadi jika penempatan bank disurat berharga turun dari tahun lalu, bukan berarti ada masalah. Bank memang diminta OJK selektif dalam memiliki penempatan dana di surat berharga seperti ratingnya harus bagus. Di akhir tahun OJK memproyeksi ada sedikit kenaikan penempatan dana disurat berharga. Namun diproyeksi jumlahnya tidak terlalu signifikan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penempatan surat berharga di bank masih naik 16,4%
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penempatan dana perbankan di surat berharga sampai kuartal 3 2017 sedikit melambat. Hal ini ditunjukkan dari data penempatan surat berharga 10 bank besar. Sepuluh bank besar di antaranya Bank Mandiri, BRI, BCA, BNI, Bank CIMB Niaga, Bank Permata, Bank Panin, Bank Danamon, BTN dan Maybank Indonesia. Dari laporan keuangan 10 bank ini, tercatat penempatan surat sampai kuartal 3 penempatan dana di berharga mencapai Rp 617,3 triliun atau naik 16,4% secara tahunan atau year on year (yoy). Kenaikan ini lebih rendah dibandingkan realisasi kuartal 3 2016 sebesar 22,8% yoy. Jika dilihat dari 10 bank besar ini, penempatan surat berharga terbesar masih didominasi oleh bank BUKU IV atau yang mempunyai modal inti di atas Rp 30 triliun. BRI tercatat merupakan bank paling besar menempatkan dana di surat berharga yaitu mencapai Rp 154,3 triliun naik 28,8% yoy. Pada periode sama 2016, BCA merupakan bank yang paling banyak menempatkan dana di surat berharga. Namun pada kuartal 3 2017 ini BCA tercatat mengerem tumpukan dananya di surat berharga. Hal ini bisa dilihat dari realisasi penempatan dana BCA disurat berharga sampai kuartal 3 2017 Rp 122,7 triliun atau naik hanya 7,3% yoy. Perlambatan penempatan dana disurat berharga ini karena permintaan kredit yang lebih sedikit lebih kencang pada kuartal 3. Seperti diketahui, sampai September 2017 pertumbuhan kredit perbankan sedikit lebih kencang yaitu mencapai 9,4% yoy. Aslan Lubis, Analis Eksekutif Departemen Pengembangan Pengawasan dan Management Krisis OJK bilang penempatan di surat berharga merupakan salah satu pilihan bank. "Bank akan lebih senang menempatkan dana di kredit jika permintaan kredit cukup bagus," kata Aslan kepada KONTAN, Senin (6/11). Selain itu penempatan dana di surat berharga tergantung ketersediaan di pasar. Jadi jika penempatan bank disurat berharga turun dari tahun lalu, bukan berarti ada masalah. Bank memang diminta OJK selektif dalam memiliki penempatan dana di surat berharga seperti ratingnya harus bagus. Di akhir tahun OJK memproyeksi ada sedikit kenaikan penempatan dana disurat berharga. Namun diproyeksi jumlahnya tidak terlalu signifikan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News