Penerapan Harga Khusus Dinilai Berpotensi Kerek Pemanfaatan LNG



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Upaya mendorong pemanfaatan gas bumi sebagai penunjang transisi energi masih dihadapkan pada tantangan infrastruktur.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengolah gas menjadi gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG).

Direktur Utama PT Pertamina Gas Negara Tbk atau PGN, Arief Setiawan Handoko mengungkapkan, gas merupakan satu-satunya energi fosil yang rendah emisi. Penggunaan LNG dinilai dapat mengakselerasi pemanfaatan dan pemerataan akses.


"Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas, ada wilayah yang berpotensi menggunakan gas namun jauh dari sumurnya, untuk memenuhi ini gas bumi bisa diangkut menggunakan moda transportasi dengan diubah terlebih dahulu menjadi LNG," kata Arief di Jakarta, Kamis (21/12).

Baca Juga: PGN (PGAS) Extends Gas Sale and Purchase Contract with Medco Group (MEDC)

Arief melanjutkan, proses perubahan gas bumi menjadi LNG atau regasifikasi tentu membuat adanya tambahan biaya. Agar gas tersebut bisa terjangkau oleh penggunanya tentu membutuhkan peran negara. "Nah, itu kita berharap LNG dapatlah harga khusus gitu," ujar Arief.

Arief menjelaskan, pemerataan LNG di dalam negeri juga dapat membantu menyerap LNG milik pemerintah yang belum mendapat kepastian pembeli.

Potensi serapan LNG untuk domestik sendiri diperkirakan sangat mungkin terjadi pada tahun 2027-2028 saat kontrak – kontrak pembelian LNG dari luar negeri telah habis.

 
PGAS Chart by TradingView

“Kita harus serap semuanya, uncommitted tuh, ngak di 2030 kali. Mungkin 2027, 2028 rasanya sudah ada yang tidak terkontrak," ujar Arief.

Baca Juga: Hilirisasi Mineral Butuh Banyak Gas, PGN Lihat Kemungkinan Impor LNG

Menurut Arief, harga khusus LNG untuk dalam negeri tersebut nantinya bukan untuk PGN, tetapi untuk konsumen akhir agar menggunakan gas dengan harga terjangkau. Dengan harga yang terjangkau tentu akan membuat pengguna lebih masif.

“Kenapa kita harga khusus? Kita kan harus sama-sama menjaga harga gas ke industri kan, atau ke smelter. Tadi yang tiga trilema itu. Mau nggak mau, kita kan harus jaga energi reliability yang green, yang juga bisa dicapai atau willingness to pay dari industri ini bisa kita dapat. Kita mau juga jaga,” jelas Arief.

Salah satu konsumen gas potensial yang akan banyak tumbuh di masa yang akan datang adalah industri smelter. PGN berharap segera mendapatkan alokasi gas sehingga bisa langsung dapatkan kepastian kontrak jual beli gas. 

Baca Juga: Permintaan Terus Meningkat, BPH Migas: Kuota Solar Subsidi Akan Ditambah

“Cuma satu saja yang kami butuhkan alokasi gas kita dapat dari domestik dengan harga terjangkau,” tutup Arief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli