Penerapan prokes dan vaksin tak cukup tekan kenaikan kasus Covid-19



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kasus lonjakan pandemi Covid-19 naik secara drastis. Total yang terdeteksi 1,95 juta jiwa. Melihat hal ini Bhima Yudhistira Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) memperkirakan lonjakan ini terjadi, salah satu faktornya karena karena varian virus baru dan lonjakan paska libur Idul Fitri.

Dalam mengatasi lonjakan ini, menurut Bhima tidak cukup dengan hanya melakukan vaksinasi dan menerapkan protokol kesehatan saja. Melihat data dari pemerintah menunjukkan rasio penduduk yang sudah mendapat vaksin lengkap sebesar 4,4% per 16 Juni 2021.

“Vaksinasi memang harus segera dilakukan secara merata kepada masyarakat. Namun untuk capai herd immunity tentu butuh waktu. Sementara Indonesia jumlah penduduknya banyak dan yang punya komorbid juga tinggi,” kata Bhima saat dihubungi Kontan.co.id, Jum’at (18/6).


Baca Juga: Tingkatkan kesejahteraan dan perekonomian nasional, begini arahan wapres

Terdapat beberapa langkah taktis yang bisa dilakukan pemerintah. Bhima mencontohkan soal perjalanan dinas yang idealnya harus disetop dulu. Selain itu, rapat Aparatur Sipil Negara (ASN) harus dilakukan secara daring. "Lockdown kementerian adalah cara yang lebih efektif," tegas Bhima.

Lojakan kasus covid-19 akan sangat berpengaruh kepada pertumbuhan ekonomi salah satunya sektor pariwisata dan retail. Kedua sektor ini adalah sektor yang akan paling lama tumbuhnya. Namun pemerintah harus tetap memperhatikan dan melakukan berbagai upaya jika ingin pertumbuhan ekonomi menjadi solid.

“Sekarang kan pemerintah sudah eksperimen dengan banyak cara ya tapi kasus kembali naik, artinya harus ada langkah exrtra ordinary once and for all. Jadi satu rem darurat menyeluruh setelah itu ekonomi akan bergeliat tanpa kembali ke titik nol penanganan pandemi,” sambungnya. 

Selanjutnya: Produk tempe asal Indonesia tembus pasar Jepang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli