KONTAN.CO.ID - PARIS. Pada Senin (14/10/2024), CEO Stellantis mengatakan, bea masuk Uni Eropa untuk mobil listrik buatan Tiongkok akan mempercepat penutupan pabrik di Eropa oleh produsen mobil lokal. Pasalnya, tarif akan mendorong produsen mobil China untuk membangun fasilitas di Eropa, menambah masalah lainnya yakni berupa kelebihan kapasitas.
Reuters memberitakan, pemerintah Eropa, termasuk Italia, sedang mencoba menarik produsen mobil Asia karena perusahaan-perusahaan tersebut meningkatkan kehadiran komersial mereka di kawasan tersebut.
Memproduksi mobil di Eropa akan memungkinkan produsen mobil Asia, dalam kondisi tertentu, untuk menghindari bea masuk atas EV yang diperkenalkan oleh Uni Eropa. "Tarif adalah alat komunikasi yang baik tetapi memiliki efek samping," kata CEO Stellantis Carlos Tavares di Pameran Mobil Paris. Dia menambahkan, "Tarif ini akan meningkatkan kelebihan kapasitas sistem manufaktur Eropa. Cara untuk menghindari bea masuk adalah dengan membangun di Eropa. Anda mempercepat kebutuhan untuk menutup pabrik". Berbicara kepada media Italia, Tavares menyebutkan kasus raksasa kendaraan listrik China BYD, yang sedang membangun pabrik perakitan Eropa pertamanya di Hungaria. "Pabrikan mobil China tidak akan pergi ke Jerman, Prancis, atau Italia untuk membangun mobil mereka, karena mereka akan mengalami kerugian biaya di sana, mulai dari biaya energi," katanya.
Baca Juga: Ini Peringatan Terbaru Tiongkok kepada Uni Eropa Terkait Harga Kendaraan Listrik Roma, yang berselisih dengan Stellantis atas penurunan produksinya di Italia, mengatakan sedang dalam pembicaraan dengan produsen mobil Asia mengenai kemungkinan investasi manufaktur, termasuk dengan Dongfeng dan Chery Auto dari China. Peringatan China Sebelumnya diberitakan, pada Sabtu (12/10/2024), Tiongkok mendesak Uni Eropa untuk tidak melakukan negosiasi terpisah mengenai harga kendaraan listrik buatan Tiongkok yang dijual di Uni Eropa. Melansir
Reuters, Tiongkok memperingatkan bahwa hal ini akan "mengguncang fondasi" negosiasi tarif bilateral. "Jika pihak Eropa, saat bernegosiasi dengan Tiongkok, melakukan negosiasi komitmen harga terpisah dengan beberapa perusahaan, hal itu akan mengguncang fondasi dan rasa saling percaya dari negosiasi tersebut ... dan merugikan kemajuan keseluruhan proses negosiasi," kata Kementerian Perdagangan Tiongkok dalam komentar yang dipublikasikan di situs webnya. Hanya saja, kementerian tersebut tidak mengutip bukti apa pun tentang langkah Uni Eropa yang melakukan pembicaraan terpisah ini selain mengatakan bahwa telah ada laporan yang relevan mengenai hal itu. Pernyataan tersebut muncul beberapa hari setelah Brussels menolak proposal Tiongkok agar kendaraan listrik buatan China dijual di dalam blok tersebut dengan harga minimum 30.000 euro (US$ 32.000).
Baca Juga: Pengaruh Jerman di Uni Eropa Mulai Memudar, Ini Tanda-tandanya Ini merupakan sebuah langkah yang diharapkan Beijing akan mencegah diberlakukannya tarif Uni Eropa pada bulan depan. Menurut Kemendag Tiongkok, berbagai produsen termasuk perusahaan milik Eropa di Tiongkok telah memberi wewenang kepada Kamar Dagang Tiongkok untuk Mesin dan Elektronik (China Chamber of Commerce for Machinery and Electronics) untuk mengusulkan rencana komitmen harga yang mencerminkan posisi industri secara keseluruhan. "Ini adalah dasar untuk konsultasi Tiongkok-Uni Eropa saat ini," tambahnya.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie