JAKARTA. Pesawat PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) tujuan Malang-Jakarta mengalami keterlambatan lebih dari 5 jam pada hari ini (6/5). Akibatnya, para penumpang di Bandara Abdurahman Saleh, Malang terlantar.Faisal Rahman, salah satu penumpang yang terlantar menjelaskan, alasan Garuda menunda penerbangan karena rusaknya hidrolik di roda pesawat. "Kata mereka, kami harus menunggu spare part dari Surabaya. Tapi sampai enam jam belum selesai juga," ujar Faisal kepada KONTAN, Senin (6/5).Faisal bilang, pesawat tersebut seharusnya berangkat sesuai jadwal pukul 10.40 WIB. Namun sampai pukul 17.00 WIB pesawat tersebut juga belum berangkat.Menurut Faisal, ada 52 penumpang lainnya yang mengalami keadaan serupa. Meski sudah pendapat penggantian uang ganti rugi sebesar Rp 300.000 per orang, dirinya masih keberatan terkait keterlambatan tersebut."Saya tidak apa-apa bayar Rp 200.000 lagi asal penerbangannya tepat waktu. Daripada dikasih Rp 300.000 tapi tidak jelas waktunya," ujar Faisal.Heriyanto Agung, Direktur Umum dan SDM Garuda mengakui memang pesawatnya mengalami keterlambatan di Malang."Memang ada kerusakan teknis. Sekarang tim kami sedang memperbaikinya," ujar Heri kepada KONTAN. Sayang, dia tidak dapat menjelaskan lebih lanjut soal keterlambatan tersebut.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penerbangan Garuda Jakarta-Malang delay 5 jam
JAKARTA. Pesawat PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) tujuan Malang-Jakarta mengalami keterlambatan lebih dari 5 jam pada hari ini (6/5). Akibatnya, para penumpang di Bandara Abdurahman Saleh, Malang terlantar.Faisal Rahman, salah satu penumpang yang terlantar menjelaskan, alasan Garuda menunda penerbangan karena rusaknya hidrolik di roda pesawat. "Kata mereka, kami harus menunggu spare part dari Surabaya. Tapi sampai enam jam belum selesai juga," ujar Faisal kepada KONTAN, Senin (6/5).Faisal bilang, pesawat tersebut seharusnya berangkat sesuai jadwal pukul 10.40 WIB. Namun sampai pukul 17.00 WIB pesawat tersebut juga belum berangkat.Menurut Faisal, ada 52 penumpang lainnya yang mengalami keadaan serupa. Meski sudah pendapat penggantian uang ganti rugi sebesar Rp 300.000 per orang, dirinya masih keberatan terkait keterlambatan tersebut."Saya tidak apa-apa bayar Rp 200.000 lagi asal penerbangannya tepat waktu. Daripada dikasih Rp 300.000 tapi tidak jelas waktunya," ujar Faisal.Heriyanto Agung, Direktur Umum dan SDM Garuda mengakui memang pesawatnya mengalami keterlambatan di Malang."Memang ada kerusakan teknis. Sekarang tim kami sedang memperbaikinya," ujar Heri kepada KONTAN. Sayang, dia tidak dapat menjelaskan lebih lanjut soal keterlambatan tersebut.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News