SIDNEY. Qantas Airways Ltd berhasil menerbangkan pencapaian laba pada semester pertama tahun fiskalnya. Perusahaan ini memangkas kerugian di rute penerbangan jarak jauh, plus menghemat duit yang tidak jadi digunakan membeli Boeing 787. Maskapai terbesar Australia ini mencatat laba bersih sebesar A$ 111 juta (US$ 114 juta) sepanjang Juni-Desember 2012, tumbuh lebih dari dua kali lipat dibanding setahun sebelumnya, A$ 42 juta. Qantas yang bermarkas di Sidney mendapat pengembalian duit A$ 125 juta, setelah membatalkan rencana pembelian 35 unit Boeing 787 Dreamliner. Perusahaan ini juga berhasil mengurangi kerugian unit internasional sebesar 65%, menjadi A$ 91 juta. Caranya dengan membubarkan rute penerbangan yang tidak menguntungkan dan mempensiunkan pesawat tua.Selain itu, Qantas yang bersaing dengan maskapai Asia dan Timur Tengah di bisnis penerbangan jarak jauh (long haul), mulai menikmati hasil kerja sama dengan Emirates asal Dubai. "Ini akan menjadi kombinasi mematikan," kata Alan Joyce, Chief Executive Officer (CEO) Qantas.Hitungan Qantas tidak salah. Kerjasama yang dimulai April lalu tersebut telah mengikis kerugian divisi penerbangan internasional. Qantas menukar jalur bernama Rute Kangguru antara Australia-Eropa dengan daerah kekuasaan Emirates, via Singapura dan Hong Kong. Joyce bilang, rute ini mengalami kenaikan permintaan lima kali lipat pada penjualan pekan kedua. Sementara manajemen bersukaria dengan perbaikan bisnis internasional, laba unit domestik merosot 34% menjadi A$ 218 juta. Jetstar, anak usaha Qantas yang menyediakan layanan penerbangan murah mengalami penurunan laba 13%. Qantas menerbangkan 24,7 juta penumpang dalam periode enam bulan tersebut, tumbuh 4,3% dibanding setahun sebelumnya.Pendapatan grup sebesar A$ 8,2 miliar, tumbuh dibanding sebelumnya, A$ 8,05 miliar. Joyce sebelumnya berjanji mempertahankan pangsa pasar 65% pada penerbangan domestik. Perusahaan yang bersaing dengan Virgin Australia Holdings dan ekspansi Tiger Airways Holdings Ltd, berencana membeli lima pesawat Boeing 737-800 dan menyewa dua pesawat untuk memperkuat penerbangan domestik.
Penerbangan internasional terbangkan laba Qantas
SIDNEY. Qantas Airways Ltd berhasil menerbangkan pencapaian laba pada semester pertama tahun fiskalnya. Perusahaan ini memangkas kerugian di rute penerbangan jarak jauh, plus menghemat duit yang tidak jadi digunakan membeli Boeing 787. Maskapai terbesar Australia ini mencatat laba bersih sebesar A$ 111 juta (US$ 114 juta) sepanjang Juni-Desember 2012, tumbuh lebih dari dua kali lipat dibanding setahun sebelumnya, A$ 42 juta. Qantas yang bermarkas di Sidney mendapat pengembalian duit A$ 125 juta, setelah membatalkan rencana pembelian 35 unit Boeing 787 Dreamliner. Perusahaan ini juga berhasil mengurangi kerugian unit internasional sebesar 65%, menjadi A$ 91 juta. Caranya dengan membubarkan rute penerbangan yang tidak menguntungkan dan mempensiunkan pesawat tua.Selain itu, Qantas yang bersaing dengan maskapai Asia dan Timur Tengah di bisnis penerbangan jarak jauh (long haul), mulai menikmati hasil kerja sama dengan Emirates asal Dubai. "Ini akan menjadi kombinasi mematikan," kata Alan Joyce, Chief Executive Officer (CEO) Qantas.Hitungan Qantas tidak salah. Kerjasama yang dimulai April lalu tersebut telah mengikis kerugian divisi penerbangan internasional. Qantas menukar jalur bernama Rute Kangguru antara Australia-Eropa dengan daerah kekuasaan Emirates, via Singapura dan Hong Kong. Joyce bilang, rute ini mengalami kenaikan permintaan lima kali lipat pada penjualan pekan kedua. Sementara manajemen bersukaria dengan perbaikan bisnis internasional, laba unit domestik merosot 34% menjadi A$ 218 juta. Jetstar, anak usaha Qantas yang menyediakan layanan penerbangan murah mengalami penurunan laba 13%. Qantas menerbangkan 24,7 juta penumpang dalam periode enam bulan tersebut, tumbuh 4,3% dibanding setahun sebelumnya.Pendapatan grup sebesar A$ 8,2 miliar, tumbuh dibanding sebelumnya, A$ 8,05 miliar. Joyce sebelumnya berjanji mempertahankan pangsa pasar 65% pada penerbangan domestik. Perusahaan yang bersaing dengan Virgin Australia Holdings dan ekspansi Tiger Airways Holdings Ltd, berencana membeli lima pesawat Boeing 737-800 dan menyewa dua pesawat untuk memperkuat penerbangan domestik.