Penerbangan ke Jogja bisa ditutup lebih dari sebulan



JAKARTA. Gawat, penerbangan ke Jogja berpotensi ditutup lebih dari satu bulan lamanya. Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM R Sukhyar menjelaskan, debu vulkanik yang dimuntahkan Gunung Merapi bisa melayang di udara selama lebih dari satu bulan sejak dikeluarkan sang gunung."Debu yang sangat halus itu bisa terbang sangat tinggi dan bisa satu bulanan terbang di udara. Nah, partikel yang besar bisa langsung turun. Padahal debu vulkanik itu justru yang berpotensi terhisap mesin pesawat dan mengakibatkan kerusakan," kata Sukhyar usai meneken kerjasama pelayanan informasi awan abu vulkanik dengan Ditjen Perhubungan Udara siang ini.Namanya juga berasal dari gunung yang aktif, sekecil apapun debu tersebut mampu melelehkan komponen dalam mesin pesawat terbang. "Panas debu itu bisa mencapai 1.000 derajat. Kalau masuk ke mesin bisa bikin meleleh dan memacetkan mesin pesawat," tegasnya.Karena itulah, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Herry Bakti S Gumay mengambil keputusan untuk menutup bandara Adisutjipto Jogja selama satu minggu. Terhitung 8 November sampai 15 November 2011."Kalau kemarin buka tutup bandara Jogjakarta dilakukan harian, kami menetapkan kali ini ditutup dalam jangka waktu satu minggu. Setelah 15 November akan dievaluasi lagi apakah harus ditutup sampai seminggu lagi ke depan setelah kami mendapat informasi dari BMKG dan Badan Geologi," jelas Herry.Herry menyebut untuk penumpang yang hendak terbang ke Jogjakarta bisa mengalihkan penerbangannya ke Solo dan Semarang."Sekarang angin bertiup ke Selatan dan Barat, tetapi kalau nanti sudah bertiup ke Timur kemungkinan Solo juga kami tutup bandaranya. Namun Jakarta masih aman," tegas Herry.Herry mengakui, PT Angkasa Pura I (Persero) bisa kehilangan potensi pendapatan akibat penutupan bandara Adisutjipto. Baik dari pendapatan landing fee dan parking fee pesawat atau dari passanger service charge (PSC) penumpang. Karena dalam satu hari bandara paling dekat dengan Merapi itu melayani sekitar 42 penerbangan domestik dan 3 penerbangan internasional dengan rata-rata kapasitas pesawat 150 tempat duduk."Tetapi masalah kerugian itu bukan urusan kami. Tugas kami adalah memastikan keselamatan penerbangan. Namun saya pastikan, maskapai bisa rugi lebih besar jika sampai terjadi kecelakaan pesawat akibat Merapi," pungkasnya.Sayangnya, sampai saat ini belum ada konfirmasi dari pihak Angkasa Pura I terkait hitungan potensi kerugian tersebut. Direktur Utama Angkasa Pura I Tommy Soetomo tidak membalas pesan singkat maupun panggilan telpon KONTAN.Namun sebagai pembanding, Bandara Soekarno-Hatta sempat mengalami kerugian sebesar Rp 165 juta selama dua hari ditinggal penerbangan internasional kemarin. Dengan hitungan tarif parking fee sekitar Rp 3 juta per pesawat dan PSC Rp 150.000 per penumpang internasional. Sementara PSC domestik dikenakan tarif Rp 40.000 per penumpang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: